DREAMERS.ID - Sejak tanggal 12 Juli hingga 25 Juli lalu, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) memberikan teka-teki mengenai apa yang akan terjadi pada 16 Agustus mendatang dalam postingan akun pribadi Instagramnya. Dalam postingan tersebut, Ahok terus menyinggung soal lapangan banteng dan sejarahnya serta monumen pembebasan irian barat.
Terkait dengan itu, revitalisasi kawasan Lapangan Banteng telah rampung total, dimana revitalisasi tersebut merupakan program utama Ahok sewaktu ia menjabat Gubernur Jakarta. Hal itu disampaikan sendiri oleh sang arsitek, Gregorius Antar Awal atau Yori Anwar.
Melansir Detik, dia ditunjuk Ahok mengerjakan revitalisasi kawasan Lapangan Banteng karena sebelumnya sudah pernah mengerjakan Taman Diponegoro dan revitalisasi kawasan Kalijodo.
"Sekitar 2016, awalnya saya ditugaskan Dinas Pertamanan untuk merancang pagar mengelilingi lapangan olahraga di kawasan itu," kata Yori kepada detikcom, Jumat (27/7/2018).
Pembangunan ini tak menggunakan APBD. Ada duit Rp 8 miliar yang berasal dari pihak swasta, hasil dari penerapan kebijakan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yang digunakan untuk membangun pagar mengelilingi lapangan olahraga itu.
"Pak Ahok itu kelebihannya semua program dijalankan tanpa APBD," ujar Yori.
Baca juga: Wacana Premium Dihapus Namun Sulit Karena Mafia Migas, Ahok Setuju!
Yori kemudian berpikir untuk merevitalisasi keseluruhan kawasan Lapangan Banteng, tak hanya bikin pagarnya. Maka dia melakukan presentasi ke Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Menanggapi presentasi Yori, Dinas Pertamanan malah kaget dan menyerahkan pengambilan keputusan kepada Ahok.“Waktu saya presentasi ke Bapak Gubernur Basuki, Pak Gubernur malah senang sekali. Dia akan mencarikan dana KLB-nya, karena dia tidak mau pakai APBD," kata Yori.
Singkat cerita, didapatlah dana tambahan Rp 140 miliar dari satu perusahaan lewat mekanisme denda KLB. Perusahaan itu hendak menaikkan tinggi bangunannya, maka dia harus membayar sejumlah uang kepada Pemprov DKI.
Di dalam kawasan ini ada juga zona olahraga yang menghadap ke arah Gereja Katedral dan Kantor Pos, zona monumen yang ada amphitheater-nya, dan zona hutan kota. Di dalam Lapangan Banteng, ada Monumen Pembebasan Irian Barat. Yori ingin menjenama ulang (rebranding) monumen itu.
Tak ketinggalan, di zaman Anies Baswedan proyek revitalisasi ini tetap berjalan dan telah diresmikan oleh Anies sendiri.
"Saya titip pesan ke Pak Anies, Jakarta kan Ibu Kota negeri tropis, penduduknya manusia dua musim yang kebanyakan manusia outdoor, maka pedestriannya harus besar. Pak Anies mendengar pendapat saya," kata dia.
Dalam acara peresmian, Rabu (25/7) lalu, Gubernur Anies menyampaikan apresiasi kepada Yori Antar. Anies menyebut Yori Antar sebagai pihak yang merancang dan menyiapkan grand design revitalisasi Lapangan Banteng dari nol.
(mdi)