DREAMERS.ID - Demo penolakan UU Cipta Kerja berakhir ricuh dengan sejumlah oknum yang melakukan perusakan, hingga membakar fasilitas umum. Bahkan tempat bersejarah di kawasan Senen tidak luput dari sasaran mereka.
Adalah Gedung Bioskop Grand Theater yang sedang renovasi di kawasan Senen yang ikut dibakar massa pendemo, yang menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) malam hari.
Bukan hanya menghanguskan gedung bioskop saja, api menjalar ke ruko yang ada di belakang bisokop tersebut, yang berjarak ekitar 100 meter dari Gedung Theater Senen. Sebanyak 33 unit dengan 170 personil pemadam dikerahkan untuk menjinakan api selama 4 jam.
Gedung Grand Theater Senen memiliki sejarah yang panjang. Gedung yang berdiri sejak tahun 1920 ini menjadi salah satu warisan Belanda. Pada tahun 1935, gedung ini awalnya bernama Theater Keramat lalu berubah menjadi Rex.
Baca juga: Kebakaran Terjadi di Gedung Tempat Latihan Boy Group TAN
Industri bioskop di Indonesia sendiri mulai berkembang sejak 1950, dan puncaknya pada tahun 1980. Bersamaan dengan itu pada tahun 1950 kawasan Senen terkenal dengan tempat yang kumuh, copet, dan prostitusi.Pada tahun 1960, Ali Sadikin sebagai Guberner DKI Jakarta saat itu mengubah Senen menjadi kawasan yang lebih bersih. Masa kejayaan Grand Theater perlahan memudar seiring dengan berkembangkanya Studio 21 yang didirikan oleh Sudwikatmono. Dan pada 31 Desember 2016, Grand Theater gulung tikar.
Gedung Grand Theater ramai diperbincangkan pada tahun 2019, ketika Joko Anwar akan memutar filmnya yang berjudul Perempuan Tanah Jahanam di sana. Pada 8 Oktober kemarin, menjadi akhir dari sejarah Gedung Grand Theater peninggalan Belanda yang hangus terbakar akibat ulah demonstran anarkis.
(rnd)