DREAMERS.ID - Masalah ‘pencurian’ jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 atau virus corona akhirnya mendapat perhatian Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah. Ia pun meminta polisi menangkap warga di Kota Makassar tersebut.
Yang diketahui adalah warga di Kota Makassar membawa kabur jenazah Pasien Dalam Pengawasan atau PDP virus corona dari rumah sakit. Anehnya, keluarga juga disebut tidak mengenal orang yang membawa kabur jenazah.
"Kalau ada kejadian seperti ini lagi, tangkap dan selidiki," kata Nurdin via laman Detik.
Nurdin menambahkan, ksus jenazah PDP virus corona yang dibawa kabur dari rumah sakit di Makassar sudah beberapa kali terjadi. Dan seperti yang telah disebutkan di atas, bahkan keluarga jenazah tidak mengenali kelompok orang yang datang dan membawa kabur jenazah dari rumah sakit.
"Kejadian pertama, berlangsung di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar, 5 Juni 2020. Sekelompok orang merebut mayat Muhammad Yunus (49) dengan diagnosa positif COVID-19. Kejadian kedua perebutan mayat Ny Kasiyani (53) oleh puluhan orang di RS Stela Maris pada Minggu 7 Juni 2020 malam," kata Nurdin.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
"Dua kejadian ini memiliki ciri yang sama; keluarga inti korban tidak mengenal kelompok orang yang merebut mayat. Anaknya almarhum Muhammad Yunus yang mendampingi mayat, ditarik untuk menyingkir oleh orang-orang yang bergabung dalam komplotan perebutan mayat," lanjutnya.Nurdin melanjutkan, hal ini juga dialami keluarga almarhumah Kasiyani yang kini jenazahnya dibawa kabur dari Rumah Sakit Stella Maris pada Minggu (8/6) malam tadi. "Keluarga inti heran dan mengaku tidak kenal dengan orang-orang yang merebut mayat almarhumah," imbuhnya.
Namun berbeda dengan pihak rumah sakit. Dalam keterangan tertulis yang sama, Direktur RS Stella Maris Makassar, dr T Luisa Nunuhitu menyebut jika keluarga almarhumah Kasiyani setuju dengan pihak RS Stella Maris agar jenazah ditangani dengan protokol COVID-19.
"Saat mayat dipindahkan dari ruang rawat ke kamar mayat menunggu penjemputan ambulance gugus tugas, datang sekelompok orang. Keluarga inti disingkirkan. Keluarga inti heran dan mengaku tidak kenal dengan orang-orang yang merebut mayat," kata Nunuhitu.
(rei)