DREAMERS.ID - Presiden Joko Widodo mengevaluasi kembali aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan menyebut hasilnya bervariasi di setiap daerah. Ia menyampaikan, ada sejumlah daerah yang mengalami penurunan kasus secara konsisten tapi tidak drastis. Namun ada juga daerah yang bertambah kasusnya.
"Berdasarkan data kasus baru, sebelum dilakukan PSBB dan sesudahnya, memang kalau kita lihat hasilnya bervariasi dan berbeda-beda di setiap daerah. Ini karena memang pelaksanaanya juga dengan efektivitas yang berbeda-beda," kata Jokowi dalam Ratas Evaluasi PSBB yang disiarkan secara live di YouTube Setpres, Selasa (12/5).
"Ada daerah yang penambahan kasusnya mengalami penurunan secara gradual, konsisten namun tidak drastis. Tapi juga ada daerah yang penambahan kasusnya turun, tapi juga belum konsisten dan masih fluktuatif," ucapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabarkan peta kasus Corona di RI berdasarkan wilayah yang menerapkan kebijakan PSBB. Jokowi mengatakan, dari 10 provinsi dengan kasus Corona terbanyak, hanya 3 yang memberlakukan PSBB.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
"Dari 10 provinsi dengan kasus positif terbanyak, hanya 3 provinsi yang berstatus PSBB, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatra Barat, 7 provinsi lainnya masih non-PSBB," kata Jokowi.Untuk itu, pemerintah akan mengevaluasi provinsi hingga kabupaten/kota yang tidak memberlakukan PSBB. Menurut Jokowi, harus ada perbandingan antardaerah yang menjalankan PSBB dan yang tidak. Jokowi juga menyampaikan sejumlah daerah yang ada mengalami penurunan kasus secara konsisten namun tidak drastis.
"Oleh karena itu, ini harus diperbandingkan yang PSBB maupun non-PSBB, karena memang ada inovasi-inovasi di lapangan dengan menerapkan mode kebijakan pembatasan kegiatan di masyarakat disesuaikan dengan konteks di daerah masing-masing," ujar Jokowi.
(rei)