DREAMERS.ID - Virus corona di dunia memasuki gelombang kedua. Hal ini dijelaskan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto yang turut meminta masyarakat tetap waspada penyebaran wabah ini.
Via laman Tempo, meski disebut mengalami gelombang kedua, angka kematian akibat penyakit ini dilaporkan menurun. Karena menurut Achmad, situasi pada gelombang pertama (first wave) berbeda dengan gelombang kedua (second wave).
"Kalau sebelumnya angka kematian 3 persen, sekarang 2 persen," katanya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (3/5). "Kemarin saya lihat ada 20 negara yang baru melaporkan ada kasus. Artinya nyebarnya cepat sekali."
Lebih lanjut diterangkan, jika di gelombang 1 ada masa inkubasi selama 14 hari di mana penderita mengalami gejala demam, batuk dan sesak nafas. Sementara di gelombang kedua ini penyebaran virus corona memiliki masa inkubasi lebih lama. Hasilnya, publik menganggap terjadi kebobolan dalam diagnosa.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
"Dianggap 14 hari (observasi) sudah negatif, boleh pulang, ternyata munculnya di hari ke-20 atau ke-21 dan menular ke mana-mana," tuturnya.Di gelombang kedua ini, penyebaran virus berupa gejala yang minimal, bahkan asimtomatis alias tanpa gejala. Yurianto mencontohkan hal ini terjadi pada penularan terhadap 2 WNI positif virus corona.
"Ini bisa dipakai menjelaskan kenapa sumber kontak di klaster (klub dansa) Amigos itu tidak ke-detect di bandara karena (WNA asal Jepang) tanpa keluhan," tuturnya.
Meski begitu Yurianto meminta publik tidak khawatir. Tapi dia mengimbau masyarakat agar tetap menjalankan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh terjaga sehingga tidak tertular virus Corona alias Covid-19.
(rei)