DREAMERS.ID - Lembaga survei Indo Barometer mengeluarkan hasil dari 3 periode Gubernur DKI Jakarta, yitu di kepemimpinan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan, Basuki atau Ahok lah yang dianggap paling berhasil tangani banjir dibandingkan lainnya.
Melansir Detik, survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden pada 9-15 Januari 2020. Adapun teknik pengumpulan data berupa wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan margin of error sebesar 2,83 persen. Berikut ini hasil survei Indo Barometer soal permasalahan Jakarta:
Gubernur Jakarta paling berhasil mengatasi masalah banjir:
1. Basuki Tjahaja Purnama (42%)
2. Joko Widodo (25%)
3. Anies Baswedan (4,1%).
Lalu apa saja sebenarnya program-program atasi banjir dari Basuki Tjahaja Purnama?
Pompa Air
Pompa air menjadi salah satu program yang harus selalu siap sedia di masa kepemimpinan Ahok karena menyedot air agar menyalurkan genangan ke tempat yang semestinya. Seperti got, sungai, waduk atau kanal. Contohnya seperti di daerah cekung, Kemang, Jakarta Selatan. Daerah itu harus dipompa karena air tidak bisa mengalir/
Terjunkan PPSU
Para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menjadi salah satu pasukan andalan Ahok untuk mengatasi banjir. Kinerja PPSU yang baik juga memudahkan surutnya genangan.
Tanggul
Sementara itu untuk tipe banjir yang disebabkan oleh air laut pasang atau banjir rob adalah bangun tanggul di pesisir Jakarta Utara. "Makanya kita sedang menyiapkan tanggul yang tinggi," kata Ahok kala itu.
Baca juga: Wacana Premium Dihapus Namun Sulit Karena Mafia Migas, Ahok Setuju!
Pasang BronjongPemasangan bronjong antara rumah warga dan sungai pernah diperintahkan oleh Ahok. Selama ini, tembok warga berbatasan langsung dengan sungai sehingga rumah itulah yang layaknya menjadi sebuah tanggul sehingga tak jarang tembok rumah jebol seperti yang terjadi di tepi Sungai Krukut dan membuat Kemang terendam.
"Semua kali nggak boleh jebol. Ini jebolnya dari rumah orang, ada lima rumah. Kita paksa tutup rumah itu. Kita datang, ambil. Mesti tutup supaya airnya nggak lewat. Terus kita juga kirim alat berat," kata Ahok, Minggu, 28 Agustus 2016.
Bangun Waduk
"Kita yang baru membuat banyak embung atau waduk, kita sedang beli tanah, kita tambah lagi 39. Kita sudah selesaikan 50 waduk, termasuk Pluit, dan kita tambah 39 lagi untuk menurunkan banjir," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
Jumlah waduk yang dicanangkan tersebar di berbagai wilayah, salah satunya adalah waduk di Marunda, Jakarta Utara. Di mana sumber dananya sendiri disebut Ahok berasal dari pengembang, pemprov, dan pemerintah pusat.
Normalisasi Sungai
Salah satu solusi membebaskan Jakarta dari banjir adalah normalisasi Daerah Aliran Sungai. Permukiman-permukiman di bantaran sungai harus digusur agar lebar sungai bisa kembali seperti sediakala. Sebab, sungai-sungai Jakarta kini telah menyempit.
Percepatan normalisasi sungai terucap pada hari ke-38 Gubernur Jokowi pada 23 November 2012. Di mana eksekusinya dilakukan pasca banjir besar Jakarta tahun 2012. Ahok pun, pada masa kepemimpinannya menyampaikan target selesai pada 2014 demi menghalau banjir.
Sungai Ciliwung yang legendaris itu menjadi yang paling disorot karena menjadi biang kerok banjir. Panjang Sungai Ciliwung yang harus dinormalisasi adalah 33,5 km. Dari Desember 2012 hingga 2018, normalisasi Ciliwung baru 16 km saja. Masih ada sisa 17,5 km yang harus dinormalisasi.
(rei)
