DREAMERS.ID - Pernah atau bahkan tak asing dengan kata-kata ‘Indonesia Negara Bencana’? Utamanya adalah gempa dan tsunami, sudah beberapa kali terjadi di Indonesia dengan skala yang besar pula, bahkan sejak berabad-abad yang lalu.
Hari ini, 5 November bertepatan dengan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia atau World Tsunami Awareness Day. Dan disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Dr Nugroho Dwi Hananto M.Si, Indonesia adalah salah satu negara yang lekat dengan gempa dan tsunami.
“Tsunami disebabkan oleh beberapa alasan, misal pergerakan lempeng di dasar laut dan gunung es yang mencair. Ada pula tsunami yang dialami oleh meletusnya gunung api bawah laut. Ini yang pernah terjadi di Indonesia,” tutur Nugroho via Kompas.
Gempa sekaligus tsunami besar tersebut terjadi pada 1883, yaitu di Gunung Krakatau. Enam abad sebelumnya, tepatnya pada 1257, gempa dan tsunami besar juga terjadi di Gunung Samalas di Lombok.
“Jika saat letusan Gunung Krakatau tsunami yang terjadi sangat masif, letusan Gunung Samalas menghasilkan tsunami lokal,” tutur Nugroho.
Baca juga: Update 48 Orang Tewas Akibat Gempa Potensi Tsunami Jeoang, Bagaimana Nasib WNI Di Sana?
Sejak itulah, menurut Nugroho, Indonesia dianggap ‘cukup akran’ dengan gempa dan tsunami. Sebut saja tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang merenggut ratusan ribu orang. Ada pla tsunami yang terjadi di Mentawai pada 25 Oktober 2010.“Di Aceh gempanya besar, tsunaminya juga besar. Berbeda dengan Mentawai, gempanya kecil tsunaminya besar. Di Mentawai korban jiwanya lebih dari 800 orang,” tuturnya.
Seperti yang telah dijelaskan, mayoritas tsunami di Indonesia disebabkan oleh gempa atau bergesernya lempeng bawah laut. Karena itu terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang dinilai rawan tsunami.
“Mulai dari sekitar Laut Andaman, barat Sumatera, Mentawai, Jawa bagian Selatan, Bali bagian Selatan,” tuturnya. Sementara itu, di bagian utara Indonesia, beberapa wilayah juga dinilai rawan tsunami. “Seperti Ambon bagian Utara, Provinsi Maluku, dan Sulawesi,” tambahnya.
“Kita perlu sosialisasi akan pentingnya tsunami, karena (tsunami) akan adtang terus. Sosialisasi harus dimulai dari TK, SD, SMP, dan selanjutnya. Harus masuk dalam sistem kesadaran masyarakat,” paparnya.
(rei)