DREAMERS.ID - Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa sistem e-budgeting bermasalah, beliau menganggap bahwa masalah penganggaran tersebut telah terjadi bertahun-tahun dan kini ia mendapatkan ‘warisan’ masalah tersebut.
Sistem e-budgeting sendiri pertama kali digagas oleh Jokowi saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan Ahok yang kala itu menjadi Wakil Gubernurnya.
Menanggapi hal tersebut, Ahok pun akhirnya buka suara. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, sistem e-budgeting akan berjalan baik jika tidak ada niat melakukan korupsi.
Baca juga: 'Comeback'-nya Ahok Jadi Pejabat Publik Disorot Media Asing
"Sistem itu berjalan baik jika yang input datanya tidak ada niat mark up, apalagi maling. Untuk mencegah korupsi, hanya ada satu kata, transparansi sistem yang ada," Ujar Ahok, dikutip dari detik.com.Namun sebaliknya, Gubernur DKI Jakarta yang sedang menjabat saat ini, Anies Baswedan mengatakan bahwa masalah ini sudah ada sejak dulu dan ia tidak ingin meninggalkan ‘warisan’ ini kepada penerusnya nanti.
“Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya. Selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya,” Jelas Anies ketika ditemui di Balai Kota.
(sgd)