DREAMERS.ID - Perlu diketahui jika Korea Selatan kini menempati peringkat ke-4 dalam negara dengan nilai perekonomian terbesar di Asia, setelah Cina, Jepang dan India. Hal ini dilansir terjadi karena perkembangan teknologi dan industrial di Korea Selatan berlangsung begitu cepat.
Namun sayangnya, melansir Detik, perkembangan sisi modern Negeri Gineng itu tidak diimbangi dengan perkembangan populasi, bahkan jadi masalah serius. Karena banyak warganya yang tak mau menikah sehingga angka kelahiran pun sedikit.
Setelah ditelusuri, banyak anak-anak muda di Korea Selatan yang enggan menikah. Baik pria mau pun wanitanya, fokus untuk berkarir dan hidup mandiri. Data statistik pun mencatat jika tingkat pernikahan anjlok selama 50 tahun terakhir.
Dalam sensus tahun 2015 misalnya, 23 persen wanita Korea Selatan menikah di usia 25-29 tahun. Padahal di tahun 1970, tercatat 90 persen wanita Korea Selatan yang menikah dalam rentang usia yang sama!
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Bahkan angka kesuburan di Korea Selatan adalah salah satu yang terendah di dunia. Rata-rata wanita Korsel hanya punya 1 anak, dengan rata-rata global adalah sekitar 2 anak. Padahal di tahun 1950-an, rata-rata wanita Korsel punya 5 anak.Di tahun 1950, kurang dari 3 persen populasi Korsel adalah warga usia 65 tahun ke atas. Hari ini, lansia 65 tahun ke atas di Korsel mencapai 65 persen. Hal ini berarti generasi muda dan anak-anaknya tidak bertambah karena didominasi lansia.
Pada pertengahan 2060-an, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) memperkirakan persentase mereka yang lebih tua dari 65-an akan memuncak pada lebih dari 40 persen. Hal itu membuktikan, harapan hidup di Korea Selatan makin tinggi. Karena bagaimana pun, masalah populasi akan bergantung pada demografi dan gaya hidup di masa mendatang.
(rei)