home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Kepala BIN Sebut 3 Bulan Sebelumnya Telah Terdeteksi, Ke Mana Distribusi Informasi Penyerangan Wiranto?

Jumat, 11 Oktober 2019 10:34 by reinasoebisono | 17557 hits
Kepala BIN Sebut 3 Bulan Sebelumnya Telah Terdeteksi, Ke Mana Distribusi Informasi Penyerangan Wiranto?
Image source: Detik

DREAMERS.ID - Respon netizen terkait kasus penyerangan dengan pisau terhadap Menko Polhukam Wiranto yang menyebabkan luka hingga operasi, masih terlihat beragam. Bahkan ada yang terang-terangan tidak percaya dan mengatakan penyerangan tersebut adalah rekayasa.

Via laman Detik, pengamat terorisme dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Sidratahta Mukhtar menyebut dugaan adanya masalah intelijen dalam kasus penusukan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto. Informasi intelijen soal pelaku penusukan SA alias Abu Rara tidak terdistribusi dengan baik.

"Ini kan sekarang Menkopolhukan mewadahi BIN, Polri, dan badan keamanan lainnya. Kalau kepala BIN katakan 3 bulan sebelumnya sudah terdeteksi. Ke mana distribusi informasi dilakukan?" ucap Sidratahta.

Menurutnya, seharusnya sebelum Wiranto datang ke lokasi acara di Pandeglang, Banten tersebut, ada tukar informasi intelijen yang berujung adanya tindakan pencegahan sebelum terjadinya penyerangan. Padahal, kondisi keamanan Indonesia sedang rawan sehingga harusnya ada upaya lebih dari pihak keamanan maupun intelijen.

"Ada faktor komunitas keamanan atau komunitas intelijen di daerah kejadian tidak koordinasi atau bahkan tidak ada rapat sebelumnya. Biasanya kan ada koordinasi Kominda (Komunitas Intelijen Daerah), komunitas intelijen lokal, pasti ada. Misalkan datang menteri, pasti siapa yang potensi radikal di daerah ini. Kan ada sharing. Kok tidak terjadi inteligen sharing sebelum Pak Wiranto (datang)," kata Sidratahta.

Baca juga: Momen Wiranto Keluar RSPAD Sementara untuk Perpisahan di Kemenko Pulhukam

"Saya agak setuju kalau disebut ada kebobolan intelijen, ada sistem intelijen tidak terintegrasi. Ke dua, ada faktor efektifitas. Mestinya kalau ada potensi, bayangkan Menkopolhukan datang ke wilayah, padahal baru-baru ini sedang terjadi konflik parah dari Papua, ekses-kan di mana-mana," kata Sidratahta.

Ia juga menyayangkan dan menyoroti polisi yang tidak memiliki jiwa peringatan dini. Sehingga membiarkan pelaku dekat dengan Wiranto sebelum melakukan aksi. Bahkan, posisi pelaku ada di dekat polisi.

"Kalau saya lihat foto sosok diduga teroris, kan Abu Rara dan istri, dia berdiri di sebelah polisi. Saya sering berikan ceramah, pendidiakn pada polisi, kalau memiliki security mind, polisi itu segera lakukan deteksi cegah, tapi itu tidak terjadi. Hanya persepsi itu orang biasa. Maka polisi itu tidak pahami lingkungan di area lingkungannya," kata Sidratahhta.

"Sekarang, ketika UU baru direvisi (UU 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Terorisme), sudah dilibatkan fungsi direradilakisasi, ada pencegahan dini lebih bagus. Tapi sayang penindakan terorisme masih menggunakan UU lama," ucap Sidratahta.

(rei)

Komentar
  • HOT !
    Jumlah orang yang ingin membeli Tesla alias kendaraan listriknya di Amerika Serikat dikabarkan menurun drastic. Usut punya usut, salah satu alasannya adalah karena sosok Elon Musk selaku CEO Perusahaan itu sendiri....
  • HOT !
    Queen of Tears bukan hanya sebuah drama tetapi sebuah cermin yang diangkat ke masyarakat, menyindir sisa sisa budaya patriarki dengan meminta laki laki mengambil peran yang secara tradisional diperuntukkan bagi perempuan di Korea, khususnya selama persiapan jesa atau upacara leluhur....
  • HOT !
    Ramai kabar Jakarta sudah kehilangan status Ibu Kota Indonesia sejak 15 Februari 2024 lalu. Masyarakat dan sosial media ramai membicarakan hal ini. Namun bagaimana sebenarnya fakta yang terjadi?...

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : KaptenJe
Cast : •Je (aku) • Tata •Yossy •All member EXO

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)