DREAMERS.ID - Anggota legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah berganti dan yang baru sudah dilantik. Namun hingga kemarin, Rabu (2/10), aksi massa yang berunjuk rasa di Gedung DPR masih berlanjut. Mereka menyuarakan sejumlah tuntutan kepada wakil rakyat, khususnya soal UU KPK yang baru.
Bahkan aksi massa mahasiswa dan pelajar ini tak hanya terjadi di Jakarta, namun juga di sejumlah daerah di Indonesia seperti Solo, Semarang, Riau, Medan dan Makassar dengan menyasar Gedung DPRD setempat.
Melansir Detik, sumber di Mabes Polri mengatakan jika aksi demonstrasi diprediksi akan terus berlanjut hingga pelantikan Jokowi sebagai presiden untuk periode kedua pada 20 Oktober mendatang. Isu yang diangkat pun tetap sama yaitu soal revisi UU KPK.
Sumber tersebut berangkat dari dokumen hasil perkiraan intelijen cepat yang dikeluarkan Biro Analisis dari Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri. Dokumen tersebut menyebutkan jika eskalasi dan konstelasi rangkaian aksi unjuk rasa ini akan semakin membesar. Hal ini diperkirakan berpotensi mengganggu jalannya pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilu 2019.
Prediksi Baintelkan, lanjut sumber tersebut, aksi unjuk rasa berpotensi masih terus terjadi sampai tuntutan dipenuhi dengan ancaman semakin tinggi. Bakal banyak muncul solidaritas mahasiswa untuk menjadi martir yang akan menyulut gelombang unjuk rasa yang lebih besar.
Baca juga: Kondisi Terkini Ade Armando yang Diungkap Sahabat Pasca Panganiayan Demo Senin Kemarin
"Saya kira yang dihadapi kelompok yang mengambil alih demo mahasiswa itu bukan murni untuk mengoreksi kebijakan lain, tapi telah cukup bukti mereka ingin menduduki DPR dan MPR agar DPR tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam arti DPR tidak dapat dilantik dan lebih jauh lagi tujuan akhirnya menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih," kata Wiranto."Kita sangat menyesalkan demonstrasi yang konstruktif, yang bernuansa elegan itu kemudian diambil alih untuk demonstrasi yang tidak lagi mengarah apa yang telah dijawab pemerintah dan DPR, demo yang brutal yang saya kira bukan demonstrasi karena dilakukan para perusuh melawan petugas melempar batu, meluncurkan kembang api, panah-panah api kepada petugas, bergerak di malam hari," ujar dia.
Ada lagi komentar dari Pengamat intelijen Soleman Ponto yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) itu menyebut jika aksi massa kemudian ditunggangi kelompok-kelompok anti-pemerintah.
"Perkiraan saya aksi unjuk rasa hanya akan terjadi sampai 20 Oktober. Habis itu mau apalagi mereka? Orang-orangnya itu-itu aja," ungkap purnawiran TNI Angkatan Laut dengan pangkat Laksamana Muda itu tanpa menyebut siapa saja orang-orang tersebut.
(rei)