DREAMERS.ID - Massa aksi demonstrasi hari ini, Sabtu (28/9) yaitu Mujahid 212 nampaknya meniliki maksud dan tujuan yang berbeda dari pra mahasiswa yang berdemo di sepekan terakhir.
Jika para mahasiswa menuntut dibatalkannya RUU KPK yang dianggap melemahkan lembaga antikorupsi itu, massa Mujahid 212 fokus pada menuntut turunnya Presiden Joko Widodo.
Hal itu terlihat dari orasi yang dilakukan oleh Sugi Nur Raharja, menjadi orator dari atas mobil komando. Pria yang akrab disapa Gus Nur itu berbicara tentang kepemimpinan Jokowi.
"Pak Jokowi, pasti Pak Jokowi nonton ini, pasti motoi (memfoto). Pak Jokowi, Pak Luhut, siapa pun nonton ini. Aku tahu, pasti suaraku nggak didengerin, tapi nggak masalah. Pilihannya hanya dua. Mundur sekarang atau nanti," ungkap Gus Nur.
“Pak Jokowi, mundur sekarang hina, mundur nanti tambah hina. Kalau Anda lanjutkan ini, wallahi tambah terhina, negara ini tambah hina. Kalau mundur sekarang, saya yakin rakyat, umat, Indonesia ini, walau sesakit-sakitnya hati ini akan tetap akan memaafkan," tuturnya.
"Tapi aku bingung. Jujur. Kalau mundur, siapa penggantinya. Aku sudah nggak percaya sama siapa pun. Bingung aku. Aku sing (yang) maju ya? Nek (Kalau) aku sing maju, karo (dibanding) Pak Jokowi, aku nggak kalahlah," lanjut Gus Nur.
Gus Nur memang tidak menjelaskan apa alasan tuntutan penurunan Presiden Jokowi. Namun ia sempat menyinggung perihal gaji menteri yang terlalu banyak.
Baca juga: Kondisi Terkini Ade Armando yang Diungkap Sahabat Pasca Panganiayan Demo Senin Kemarin
"Cukup menterinya Rp 10 juta gajinya. Haram hukumnya makan enak kalau masih ada rakyat yang kelaparan," katanya. Kepada massa yang hadir, Gus Nur lalu mengajak sumpah di atas Alquran. Ia lalu melafalkan doa yang kembali menyinggung soal Jokowi dan jajarannya."Yang bawa Quran mana? Ambil Qurannya. Angkat Qurannya. Disaksikan Allah, disaksikan angin, disaksikan matahari, disaksikan malaikat. Angkatan Qurannya," tutur Gus Nur.
"Ya Allah. Kalau kami yang dusta, kalau kami yang bohong, kalau kami menipu rakyat, kalau kami ditunggangi, kalau kami yang adu domba, laknat kami ya Allah. Azab kami ya Allah. Tapi kalau ternyata Jokowi dan rezimnya dan pak polisi-polisinya, mereka yang zalim, mereka yang khianati rakyatnya, mereka yang menyebabkan Indonesia sengsara, laknat tujuh turunannya ya Allah. Allahuakbar," tambahnya.
Melansir Detik, aksi massa Mujahid 212 ini menarik perhatian netizen karena spanduk yang dibawanya bertuliskan 'Amanat TAP MPR RI No.6 Tahun 2000 Presiden Tidak Dipercaya Rakyat Wajib Mundur'.
Hal ini jadi viral karena tuntutannya tidak sesuai dengan landasan hukum yang dipakai. Ini lantaran Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 isinya adalah soal pemisahan TNI dan Polri, bukan soal presiden mundur.
Aksi massa Mujahid 212 sendiri memiliki 4 isu yang diangkat yaitu soal rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan karhutla yang dinilai lamban.
(rei)