home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Seperti Ini Proses Hujan Buatan Untuk Padamkan Api Karhutla Riau-Kalimantan

Senin, 16 September 2019 11:50 by reinasoebisono | 1374 hits
Seperti Ini Proses Hujan Buatan Untuk Padamkan Api Karhutla Riau-Kalimantan
Image source: Kompas

DREAMERS.ID - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau dan Kalimantan telah jadi isu panas dan dinyatakan kondisi darurat karena hingga kini belum berhasil dipadamkan. Ditambah, musim panas yang masih belum berakhir menbuat sebaran api melebar.

Salah satu upaya untuk menghentikan penyebaran dan pemadaman titik api adalah modifikasi cuaca atau yang lebih dikenal dengan sebutan hujan buatan. Hal ini diterapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang ternyata bukan tanpa halangan.

Kepala BBPT Hammam Riza mengatakan pihaknya berupaya menerapkan modifikasi cuaca, kendati terkendala keterbatasan jumlah pesawat milik TNI. Saat ini pihaknya bersama dengan sejumlah instansi sedang mengupayakan melakukan pemadaman titik api dengan berbagai cara.

"Banyak usaha lainnya, tapi agak terkendala dengan ketersediaan pesawat dan lainnya. Pemerintah juga sudah melaksanakan water bombing dan ground operation (KLHK), tapi titik api hotspot sangat banyak dan meluas," jelasnya melansir CNN.

Baca juga: Usai Dikritik Netizen, Kylie Jenner Sumbang 14 Miliar untuk Kebakaran Hutan Australia

Metode modifikasi cuaca ini sejatinya adalah gabungan teknologi, tenafa manusia dan fenomena alan untuk membantu turunnya hujan. BPPT menggunakan  pesawat yang telah dimodifikasi khusus untuk menyemai zat higroskopis seperti garam dapur (NaCl) dan CaCl2 di bibit awan yang berpotensi turunnya hujan.

Garam-garam tersebut harus berbentuk butiran halus dengan diameter 10-50 mikron. Nantinya, garam akan membentuk titik-titik uap air. Perlu diketahui pula jika hujan buatan sangat dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya awan yang berada di atas wilayah yang membutuhkan hujan.

Semakin banyak awan, semakin banyak juga rangsangan yang bisa diberikan, termasuk mempengaruhi curah hujan yang akan turun. Setelah muncul awan-awan kecil, penyemaian bubuk urea juga dilakukan beberapa saat setelah penyemaian garam.

Fungsi urea di sini adalah sebagai pendingin lingkungan sekitar yang bisa menggabungkan awan-awan kecil menjadi kelompok awan yang lebih besar. Jika tidak ada awan potensial, kemudian dilakukan penghilangan lapisan inversi dengan menggunakan dry ice yang menjadi penghalang polutan terbang ke arah langit. 

Menurut catatan BPPT antisipasi karhutla Riau telah mengerahkan 63 penerbangan dengan menghabiskan sekitar 50 ribu kilogram bahan semai pada 26 Februari hingga 20 April 2019.

(rei)

Komentar
  • HOT !
    Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea bersama dengan Korea Creative Content Agency (KOCCA) akan menyelenggarakan K EXPO INDONESIA 2024 di Jakarta, Indonesia, dari tanggal 14 hingga 17 November 2024....
  • HOT !
    Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih yang akan dilantik pada akhir pekan ini diketauhi telah dan sedang menggelar pembekalan anggota kabinet di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang juga adalah kediaman pribadinya....
  • HOT !
    Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengunjungi Divisi Infanteri ke 15 Angkatan Darat pada Selasa (17/9), yang merupakan tempat RM BTS saat ini bertugas sebagai bagian dari band militer....

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : IkaaWulandari
Cast : Reina Lee (OC), EXO, Kim Myung Soo (Infinite), Jonghyun (CNBlue), Heechul (Super Junior), Kpop Idol

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)