DREAMERS.ID - Tren pernikahan 'murah' alias berbiaya rendah sedang jadi buah bibir netizen belakangan ini. Para pasangan nampak berlomba-lomba untuk memiliki pesta pernikahan dengan biaya semurah mungkin, makin rendah terlihat makin keren. Baru-baru ini yang mencuat adalah beauty vlogger Suhay Salim yang hanya melangsungkan pernikahan di Kantor Urusan Agama saja.
Namun kebanyakan pasangan ingin menggelar pesta pernikahan yang meriah. Identik dengan gaun cantik, gedung mewah, dan katering yang cukup banyak. Tentunya pesta pernikahan seperti ini membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Lantas, harus pilih pesta pernikahan yang seperti apa? Menurut psikolog dari Personal Growth, Wulan Ayu Ramadhani, MPsi, tidak perlu mempermasalahkan pesta pernikahan yang memakan biaya tinggi ataupun pernikahan yang hanya di KUA saja.
"Menikah sifatnya sangat personal, selama kedua individu yang memutuskan untuk menikah memang sudah memiliki kesiapan yang baik, punya relasi yang sehat, persyaratan menikah terpenuhi, menikah di KUA sebenarnya cukup kok. Yang penting pernikahannya sah secara agama, tercatat dan diakui oleh negara," ujarnya dilansir dari detikHealth.
Baca juga: Bicara ‘Ngawur’ Preskon Joe Biden Sampai Dihentikan Staf
Wulan mengatakan bahwa pesta pernikahan sifatnya pilihan. Biaya yang dikeluarkan pun pastinya berbeda-beda setiap orang yang bergantung pada finansial, tradisi, dan kesepakatan kedua belah pihak.Kalaupun tidak diadakan pesta, menurut Wulan, itu pasti sudah menjadi kesepekatan pasangan dan kedua keluarganya.
"Banyak' atau 'tidak banyak' akhirnya menjadi relatif, kembali ke kesiapan finansial bagi yang mau menyelenggarakan pernikahan. Bagi orang tertentu 50 juta bisa jadi sudah sangat mahal, bisa jadi untuk orang lain ini biaya yang murah," tutur Wulan.
(nou)