DREAMERS.ID - Pemimpin kontroversial, Rodrigo Duterte adalah presiden Filipina yang dikenal diktator. Setidaknya sebanyak 44 warga tewas dalam sehari dibawah kepemimpinanya.
Terkait itu, seperti dilansir Okezone, Duterte mengatakan, masalah korupsi dan perdagangan obat-obatan terlarang yang telah mengakar Filipina membuat negara itu lebih baik diperintah oleh seorang diktator jika nantinya dia sudah tidak lagi menjabat.
Dalam sebuah pidato pada Kamis, 30 Agustus, Duterte kembali mengungkapkan keinginannya untuk mundur sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022. Namun, Duterte enggan menyerahkan jabatan itu kepada Leni Robredo, wakil presiden yang dipilih secara terpisah dan bukan pasangan yang maju bersamanya dalam pemilihan umum.
Baca juga: Marah Karena SEA Games 2019 Dianggap Kacau, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Minta Usut Tuntas!
Robredo adalah pengkritik kebijakan perang melawan narkoba Duterte dan telah bersuara mengenai ketidaksetujuannya terhadap pemerintahan otoritarian. "Anda lebih baik memilih orang-orang seperti Marcos, itulah yang saya sarankan," kata Duterte merujuk pada mantan Diktator Filipina, Ferdinand Marcos, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (31/8/2018)."Dengan suksesi secara konstitusional, itu Robredo. Tapi dia tidak bisa meretasnya”. Banyak yang menganggap kekaguman Duterte terhadap Marcos kontroversial. Pasalnya diktator Filipina itu banyak melakukan kekejaman selama masa pemerintahannya sampai digulingkan pada 1986. Ribuan orang ditangkap, dibunuh, disiksa dan hilang di bawah pemerintahan militer Marcos tahun 1950
(mdi)