DREAMERS.ID - Susu formula adalah salah satu elemen penunjang penting dalam tumbuh kembang bayi setelah ASI. Meski disebut pelengkap, tak jarang susu formula menjadi penyeimbang nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Sayangnya untuk warga di Cina, susu formula menyisakan rasa trauma ketika wabah yang sering disebut Tragedi Sanlu terjadi pada akhir Juni 2008. Telah berselang 10 tahun, kondisi memprihatinkan yang menyerang para bayi kini masih lekat di ingatan para warganya.
Salah satu cerita dikatakan oleh dokter spesialis urologi, Zhang Wei yang harus berhadapan dengan empat bayi yang menderita keluhan batu ginjal saat itu. Kondisi yang sangat jarang dialami bayi, terlebih salah satunya masih berusia 10 bulan dan dipastikan mengalami sakit luar biasa.
"Ini membuat saya gemetar sebagai dokter, saya rasa pasti ada alasan di balik kasus ini," kata Zhang mengutip CNN.
Laporan dari Zhang tidak ditemukan penyebab pastinya karena semua sampel susu telah dicek dan lolos kualifikasi. Tapi dua bulan kemudian, Cina mendeklarasikan darurat keamanan pangan nasional dengan adanya ‘kambing hitam’ yaitu kandungan melamin pada susu formula. Isu ini juga sempat merebak panas di Indonesia.
Baca juga: Herannya Dokter Spesialis Soal Melonjaknya Pneumonia di Cina, Indonesia Perlu Waspada?
Sanlu sendiri adalah satu dari 22 perusahaan dalam skandal susu formula bayi ini. Ia juga membawahi 11 label susu yang terbukti mengandung melamin. Pada Agustus 2008, Sanlu akhirnya mengidentifikasi komponen pada susu formula hingga menemukan ‘bubuk protein’ yang disuplai petani lokal.Ternyata, mereka menambah kandungan melamin ke susu mereka untuk menambah kadar protein sehingga lolos uji kadar protein dan tes kandungan nutrisi. Mengejutkannya lagi, kadar melamin pada susu bubuk itu sebanyak 2.560 miligram per kilogram. {adahal menurut badan Food and Drug Administration (FDA) AS, tubuh hanya bisa menerima melamin sebanyak 0.63 miligram per kilogram berat badan.
Meski drama tragedi susu ini berakhir, tetap saja meninggalkan efek trauma luar biasa, terutama untuk anak yang terlanjur mengonsumsi susu semacam itu. Salah satunya adalah Ren Chen yang kala itu menderita batu ginjal saat berusia 3 tahun.
Karena tumbuh bersama susu produksi Sanlu, fungsi ginjalnya menurun sehingga harus mencuci darah tiga kali seminggu untuk bertahan hidup. "Kenapa kamu melahirkan saya untuk menderita?" tanyanya pada sang bunda.
(rei)