DREAMERS.ID - Meski telah disangkal, sebuah video yang menghebohkan publik diduga seorang anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Aryo Djojohadikusumo melakukan adegan syur, tetap diperiksa kepolisian. Termasuk apakah di dalamnya mengandung unsur pidana.
"Yang pertama kita mengurai dulu apa sebenarnya yang terjadi. Ketika kita yakin ada perbuatan melawan hukum, kita cek dulu perbuatan melawan hukumnya, apakah dapat dilakukan upaya persuasif, tindakan yang di luar hukum dalam kategori bisa keadilan dapat terwujud tapi hukum tidak perlu dilakukan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal di Mabes Polri,
Namun dengan pendekatan yang berbeda, Polri akan melakukan upaya persuasif terlebih dahulu terhadap semua kasus yang terjadi di media sosial. Baru seletah itu masuk dalam proses penyelidikan, mengutip Detik.
Upaya persuasif itu pun tidak gegabah. Contohnya adalah mengecek siapa yang mem-posting terlebih dahulu dan apa motifnya. Jika alasannya karena iseng atau tidak tahu, Polri akan menasehati pihak tersebut.
Baca juga: Petisi Terkait Maraknya Video Porno Deepfake Idola K-Pop Sampai ke Presiden
"Mungkin ada konten porno, dia tidak tahu siapa yang porno itu, diduga si A si B si C, yang mem-posting itu kita imbau, kita bina, kita monitor. Tapi kalau misalnya kita sudah tahu background-nya, profilingnya, dan beberapa kali sudah mem-posting dengan motif atau niat tertentu, kita lakukan proses penegakan hukum," tuturnya.Dalam video bermasalah tersebut, ada seorang pria mirip Aryo berdurasi 2 menit 35 detik. Di dalam video itu, ada seorang pria dan dua wanita yang tidak mengenakan pakaian. Si pria melakukan adegan syur dengan salah seorang wanita, sedangkan wanita lainnya diminta merekam. Video yang beredar itu diberi judul 'aryodj di apartemen'.
Ketua DPP Gerindra Habiburokhman pun menepis tudingan jika laki-laki dalam video tersebut adalah anggota DPR Aryo. "Saya sudah banyak baca ya... dimintai keterangan oleh beberapa wartawan juga. Ini kan isu daur ulang ya, yang pernah kalau nggak salah pernah bulan April tahun 2017," kata Habiburokhman
(rei)