DREAMERS.ID - Peristiwa longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta kemarin sempat menggegerkan banyak pihak karena menelan satu korban jiwa. Menurut badan geologi kemungkinan ini lah yang menjadi penyebab longsornya pondasi tersebut.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, menegaskan bahwa longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandar Udara Soekarno-Hatta (Soetta) murni terjadi bukan karena faktor alam.
"Kalau yang di Soekarno-Hatta adalah masalah civil engineering karena di situ sudah ada proses penggalian terhadap penahanan tembok jadi engineering-nya enggak kuat," kata Rudy, mengutip Liputan6.com.
"Yang di Soekarno-Hatta lebih kepada teknik sipil bukan geologi. Masalah-masalah teknik sipil dalam pembuatan underpass," Rudy menambahkan.
Baca juga: Kronologi Longsor Jakarta Timur yang Ditinjau Langsung Oleh Gubernur Anies
Pihak kepolisian juga masih terus menyelidiki penyebab longsor, yang akan dilakukan setelah proses recovery selesai, “Proses evakuasinya sudah dilakukan, itu dulu. Nanti setelah evakuasi, recovery selesai, dan lain sebagainya, Polri akan melakukan penyelidikan,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal.Nantinya pihak kepolisian akan menggandeng pihak-pihak ahli terkait seperti Labfor (Laboratorium Forensik) untuk mengetahui apa penyebab runtuhnya tembok tersebut.
Seperti yang sudah ramai diberitakan, tembok di Jalan Perimeter bagian selatan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, longsor pada Senin (05/02) sore kemarin. Satu mobil berpenumpang dua orang perempuan tertimbun reruntuhan tanah. Proses evakuasi berjalan selama kurang lebih 12 jam. Nahasnya, korban bernama Putri meninggal saat proses pemulihan di RS Mayapada, Tangerang.
(mth)