DREAMERS.ID - Dunia penyiaran Korea Selatan sedang mengalami konflik internal yang berdampak cukup besar pada performanya. Hal itu lantaran pimpinan stasiun televisinya diduga melakukan keberpihakan dalam pemberitaan kasus mantan presiden Park Geun Hye, sehingga karyawannya kompak mogok kerja.
Mulai tanggal 4 September lalu hingga hari ini, tercatat sudah 72 hari aksi mogok kerja itu dilakukan oleh karyawan stasiun televisi MBC dan KBS. Pada Senin (13/11) kemarin, permintaan untuk melengserkan Presiden MBC Kim Jang Gyeom pun akhirnya disetujui oleh jajaran Direktur dari The Foundation of Broadcast Culture (FBC), pemegang saham terbesar dari MBC.
Diantara sembilan direktur dari FBC, sebanyak enam orang melakukan pertemuan pada Senin kemarin dan mendiskusikan masalah pencopotan Presiden Kim Jang Gyeom dari jabatannya. Ketua FBC, Lee Wan Ki mengatakan bahwa mereka sudah sempat memberikan banyak kesempatan pada Kim Jang Gyeom untuk maju (mengklarifikasi).
Baca juga: HYBE dan MBC Akhirnya Berdamai Setelah 4 Tahun Konflik
Begitu pula dengan tiga direktur yang tidak pernah datang ke pertemuan, “Kami sudah memberikan banyak kesempatan agar mereka muncul. Membuat keputusan tentang masalah ini bukan sesuatu yang bisa terus ditunda. Masalah seperti ini sangat mendesak, dan publik ingin penyiaran kembali normal, yang mana kita harus membuat keputusannya hari ini,” ujar Ketua FBC, Lee Wan Ki, mengutip Naver.Setelah dua jam diskusi dan pemilihan suara dilakukan, hasilnya lima suara setuju pencopotan Presiden Kim Jang Gyeom, sementara yang satu golput. Dengan begitu, pelengseran Kim Jang Gyeom akan langsung diproses pada pertemuan para pemegang saham MBC yang digelar Selasa (14/11).
Sementara itu pihak MBC mengungkapkan bahwa keputusan tersebut menjadi tanda sistem penyiaran MBC akan kembali normal. Keputusan ini pun disambut dengan mulainya tim produksi menjadwalkan proses syuting kembali sejumlah program variety populer, seperti ‘Infinity Challenge’, ‘I Live Alone’, dan ‘Radio Star’.
(mth/Image source: News O)
