DREAMERS.ID - Baru-baru ini, ahli bumi sempat gaduh akibat pemaparan seorang ilmuwan yang memperkirakan adanya gempa dahsyat di tengah Ibu Kota Jakarta. Hal ini merujuk pada penemuan ahli Geodesi Australia bernama Achraff Koulali yang dipublikasikan oleh Elsavier pada tahun 2016.
Penemuan itu memaparkan adanya sesar aktif yang melintang sepanjang 25 kilometer di Selatan Kota Jakarta, bernama Sesar Baribis. Jika selama ini Baribis hanya diketahui berada di Subang, temuan Koulali secara kasar juga menemukan sesar aktif ini di Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo dan Jagakarsa.
Pakar geologi dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr. Danny Hilman Natawidjaja, menyebut secara saintifik riset Koulali ini valid. "Modelingnya sudah betul. Secara saintifik, OK. Cuma detailnya belum," katanya mengutip Tirto.id.
Prediksi Danny, gempa ini bisa mencapai 7 Skala Richter. "Jika betul terjadi, sudah hancurlah Jakarta. Berhenti kali Republik indonesia ini." Lanjut Danny yang juga pernah meneliti soal ancaman gempa Aceh 2004 dan gempa Mentawai 2010 yang benar terjadi.
Baca juga: Update Gempa Bandung-Garut, Benarkah Berhubungan Dengan Megathrust?
Namun Danny mengaku jika singgungan soal prediksi ini tidak digencarkan peneliti karena berakibat panik bersifat massal. Karena jika status ancaman gempa dinaikkan, berdampak pula pada standarisasi kode bangunan tahan gempa yang boros biaya.Gempa sendiri bisa diprediksi kekuatannya berdasarkan sejarah di masa lalu, namun tidak bisa diketahui kapan pastinya akan terjadi. Peneliti bernama Ngoc Nyuyen dari GeoScience Australia melakukan riset gempa besar di Jakarta pada tahun 1780 dan 1834 yang berpusat di Sesar Baribis.
Gempa pada 22 Januari 1780 itu disebut sebagai gempa terbesar yang pernah terjadi di Pulau Jawa dengan 8.5 SR yang getarannya terasa di seluruh Jawa bagian selatan. Ketika gempa 2 menit itu terjadi, daerah yang terkena dampak adalah Jagakarsa, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, sebagian daerah Bogor dan seluruh Depok merasakan efeknya.
(rei)