DREAMERS.ID - Media sosial sempat diramaikan dengan video aksi tabrak lari sebuah mobil Honda Brio yang dikejar-kejar pemotor di Bandung. Mobil itu diketahui menyerempet beberapa pemotor lainnya dan terlihat lecet di bagian belakang.
"Dia panik sehingga kabur dan menyerempet motor lain. Kemudian pengemudi dikejar oleh pemotor lain," tutur Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo. Diketahui pengemudi mobil bernama Aldhia Muhammad Gardesi (20). Dalam pelariannya, Aldhia menyerempet banyak motor sepanjang Jalan Turangga hingga Asia Afrika, Bandung.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihak kepolisian sebenarnya tidak menyarankan warga untuk mengejar pelaku tabrak lari atau penyerempet yang biasanya didasari dengan alasan tanggung jawab serta keadilan.
Pasalnya, jika dikejar, pelaku akan panik dan bisa jadi mencelakakan pengguna jalan lain seperti yang terjadi di Bandung. Warga atau pengendara lain tak perlu menghakimi pelaku karena lebih baik mencatat pelat nomor kendaraan pelaku.
Baca juga: Kim Ho Joong Dijatuhi Hukuman Penjara 2,5 Tahun Atas Kasus DUI dan Tabrak Lari
"Kalau misalnya yang nabrak melarikan diri, nggak usah dikejar-kejar, catat pelat nomornya, kasih ke polisi. Selesai. Kalau dikejar dan malah nanti menabrak pengendara lain-lain, semakin panjang masalahnya kan?" kata Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pujiyono. "Pengendara mobil pasti panik kalau menyenggol motor karena pengendara motor itu kerap main keroyok. Yang ditabrak siapa, yang lain ikutan mengeroyok,"Melansir Detik, Pujiyono yakin polisi dapat menangkap pelaku dengan cepat karena pihaknya hanya perlu waktu sekejap untuk mengecek identitas pemilik kendaraan bermotor. Hal ini juga dihimbau guna menghindari adanya kecelakaan lain ketika pelaku dikejar dan dikeroyok massa.
"Pasti ketangkap juga. Identitas kendaraan itu ada di polisi. Buat laporan resminya, untuk nanti tagih ke polisi sampai mana prosesnya, sudah ketemu belum pelaku tabrak larinya. Dalam waktu cepat, itungan detik akan ketemu misalnya diketik (nomor pelat kendaraan) D sekian-sekian," terang Pujiyono.
(rei)