DREAMERS.ID - Pengguna TransJakarta mungkin memahami bagaimana perjuangan mengejar bus di kala sedang menahan hasrat buang air kecil atau besar. Lantaran jarangnya fasilitas toilet di halte-halte tersebut, terlebih lagi toilet dengan sistem canggih.
Namun melansir Kumparan, hal itu sepertinya akan menjadi kenangan karena Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan fasilitas kamar kecil yang berbeda dari yang lainnya, ‘Smart Toilet’. Benar saja, ada beberapa keistimewaan dari fungsi toilet yang pertama hadir di halte Monas ini.
Menurut Staf Riset dan Pengembangan Bisnis PD PAL Jaya, Tifani, Smart Toilet ini juga menggunakan flush yang berasal dari Eropa tepatnya Prancis. Selain itu, ‘Smart Toilet’ tersebut berbahan dasar stainless, mulai dari dudukan, tempat sabun hingga tempat sampahnya.
"Ya jadi, Smart Toilet ini, kalau yang namanya smart itu kan pakai teknologi, gitu. Jadi beberapa komponen kalau dilihat di brosurnya, kenapa smart? Yang pertama pakai sistem tapping. Di tap, terus masuk, itu melalui sistem tapping. Sudah itu, ada sensor otomatis lampu dan exhaust fan-nya. Jadi, misalnya tadi lihat, sebelum ditap, lampunya kan mati. Pas ditap, dia baru nyala lampunya," kata Tifani, Senin (9/10).
Baca juga: Ahok Ketika Ditanya Perasaanya Bertemu dengan Anies: Aku Orangnya Cepet 'Move On'
"Terus exhaust fan-nya nyala. Jadi itu sistem untuk menghemat energi. Untuk menghemat air, kita juga pakai kalau di Indonesia itu standarnya flush itu 3 sampai 4,5 liter per flush ya. Nah kalau ini kita ini pakai dari impor, itu, 1 kali flush 2 sampai 4 liter. 2 untuk yang kecil, 4 untuk yang besar," lanjut dia.Keran di ‘Smart Toilet’ ini juga memiliki sensor yang dapat menghemat air. Namun sebenarnya, fasilitas ini masih bersifat riset. Karena itu datang pengguna dan aktivitas di dalamnya akan dicatat oleh pihak PD PAL Jaya untuk ke depannya diharapkan memberi warga Jakarta sanitasi di mana-mana.
"Nah pengumpulan data itu, pengumpulan jumlah pengguna per hari, durasi pemakaian, dan juga waktu penggunaan. Jadi kita akan lihat dari data itu kira-kira, oh berapa sih demand-nya per hari. Per orang itu berapa lama. Sehingga dari situ kita bisa memutuskan ke depannya itu kira-kira kita akan buat seperti apa. Ini juga bagian dari riset," ucap Tifani.
‘Smart Hotel’ ini baru dibuat di dua tempat, yaitu halte Monas dan Halte Balai Kota. Nantinya, layanan ini diharapkan ada di 33 Halte TransJakarta. Selain aman bagi lingkungan dan minimalis, ‘Smart Toilet’ ini juga ramah disabilitas yang diharapkan dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat.
(rei/image: Kumparan)