DREAMERS.ID - Aktivitas Gunung Agung di Bali meningkat menyebabkan 9.421 warga Kabupaten Karangasem, Klungkung dan Buleleng mengungsi. Awal pekan lalu, gunung ini meningkat statusnya menjadi level awas karena dalam sebulan terakhir aktivitas kegempaan Gunung Agung menjadi yang terbesar sejak meletus tahun 1963 yang menewaskan 1.148 orang.
"Sebaiknya tidak ada kegaitan masyarakat umum di dalam radius tertentu karena kemungkinan letusan," jelas Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB.
Namun ada beberapa kisah yang jarang diketahui publik dan sebagian ‘wajib’ dijalani oleh masyarakat yang berkunjung ke Gunung Bali. Salah satu yang paling terkenal adalah ketika Gunung Agung meletus, Pura Besakih tidak tersentuh sama sekali karena diyakini sebagai tempat persemayaman para dewa.
Melansir Detik, Gunung Agung di Bali ini ainggap sangat keramat sehingga para pendaki harus diiringi pendeta dan membawa sesaji agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, sekaligus menghormati ‘penunggu’ di sana.
Baca juga: Melihat Museum SAKA di Bali yang Masuk Salah Satu Tempat Terindah Di Dunia Versi Time!
Pendaki juga tak boleh memakai sepatu, arloji hingga perhiasan dan membawa uang karena semua itu dianggap penghinaan besar untuk para dewa. Sejarah Gunung Agung Bali pun cukup menarik karena dipercaya sebagai pecahan Mahameru di India.Mahameru dipercaya terpecah menjadi 3 gunung di Indonesia, yakni Semeru, Agung dan Rinjani. Kepercayaan lainnya adalah Gunung Agung Bali disebut dibelah oleh Dewa Pasupati. Di sana juga terdapat sumber mata air yang dianggap suci selama pendakian dari Pura Besakih.
Letusan Gunung Agung pada 17 Maret 1963 menewaskan sekitar 1.100 orang dan terdapat dua letusan besar. Bencana itu dianggap bersifat spiritual dan terjadi karena Dewa murka oleh tanah Bali yang penuh dosa
(rei)