DREAMERS.ID - Jakarta memang termasuk kota metropolitan dan mulai dikenal dunia. Namun di balik gemerlap dan modernnya suatu kota, ada sisi negatif untuk dampak yang diberikan terutama bagi warga yang menempati daerahnya.
Tak terkecuali Jakarta dengan kemacetan, ruang terbuka terbatas hingga minimnya hunian sehat. Melansir Merdeka, faktor di atas menjadi segelintir alasan Jakarta disebut kota dengan warga rawan stres di dunia.
Kare itu, Jakarta disebut-sebut sebagai kota yang rawan membuat penduduknya stres. Tahun lalu saja, Dinas Sosial Pemda DKI menjaring 2.289 penderita sakit jiwa di jalanan. Angka tersebut meningkat 668 orang dari tahun lalu. Selain itu, studi penting juga pernah dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dari penelitian tersebut, presentase penderita stres di ibukota juga amat tinggi, yakni wanita sebesar 49% dan pria sebanyak 39%. Miris, bukan?
Baca juga: Jakarta Sudah Bukan Ibu Kota dan Alami Kekosongan Hukum Terkait Status Ibu Kota?
Akibatnya, ketegangan sosial terjadi. Sering kan melihat pemberitaan pertengkaran viral di tengah jalan ibu kota hanya karena hal sepele? Kondisi lingkungan yang tak sehat, membuat warga juga langka memilili perilaku dan tubuh sehat. Kondisi emosi pun mudah meninggi dan tidak stabil.Karena itu pemerintah terutama Pemprov DKI Jakarta gencar membuat ruang terbuka, memenuhi fasilitas baik untuk pejalan kaki dan sarana transportasi publik memadai. Pihak swasta juga membantu dengan pembangunan gedung dan pemukiman ramah lingkungan. Namun hal tersebut juga harus diimbangi dengan 'kepemilikan' dari warga yang ikut menjaga penunjang kestabilan emosi ibu kota tersebut.
(rei)