DREAMERS.ID - Kontroversi pembangunan patung Dewa Kwan Sing Tee Koen di lingkungan Klenteng Kwang Sing Bio, Tuban ini membuat pengelola berinisiatif menutup sementara patung setinggi 30 meter itu dengan kain putih. Banyak yang menyayangkan hal tersebut dan mendukung eksistensi patung, namun tak sedikit pula yang menolak keberadaan patung itu.
Mirisnya, media-media asing menyoroti hal tersebut karena adanya demonstrasi sekelompok orang yang menginginkan patung itu dibongkar. Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times menulis jika penutupan itu karena desakan sekelompok masyarakat Muslim. Media VOA juga menulis hal senada, kelompok yang kontra menganggap keberadaan patung itu tidak sesuai dengan budaya setempat.
Sementara kantor berita ABC dari Australia mengatakan jika penutupan itu diusulkan oleh Kapolres Tuban, Fadly Samad. Namun ia enggan mengatakan jika keputusannya itu disebabkan oleh tekanan sejumlah pihak.
“Saya berkordinasi dengan pengelola untuk meredakan situasi, bukan karena tekanan dari pihak manapun tapi untuk menjaga keamanan,” ungkap Fadly.
Baca juga: Ulang Tahun ke-60, Patung Putri Diana Bakal Diresmikan
Diberitakan sepekan terakhir sebuah patung yang juga dikenal dengan nama Guan Yu ini dipuja sebagai Dewa di beberapa kepercayaan Cina menjadi kontroversi karena diprotes besar-besaran. Patung ini diklaim sebagai patung panglima perang paling tinggi di Asia Tenggara dan sebenarnya diresmikan awal Juli lalu.Opini di media sosial muncul membandingkan patung ini lebih tinggi dari patung Jenderal Sudirman di Jakarta dan dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Namun hal itu disanggah oleh Ketua Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Iriawan.
"Jangan sampai bahasanya keliru. (yang betul) patung Dewa Kwan Sing Tee Koen, ada yang salah dengan menyebutnya panglima perang dari Cina. Kita tidak ada kerjasama apapun dengan Cina. Yang mendanai asli Surabaya," kata Gunawan. Donatur asal Surabaya itu disebut memberi donasi sebesar Rp 2.5 miliar.
(rei)