DREAMERS.ID -Pemerintahan Donald Trump mengakhiri tradisi jelang lebaran yang telah dijalankan selama dua dekade. Pemerintahan Trump memutuskan untuk mentiadakan tradisi jamuan makan malam di gedung putih yang biasanya dilakukan pada akhir bulan Ramadhan.
Jamuan makan malam tersebut biasanya dilakukan saat Matahari terbenam pada akhir bulan suci Ramadhan, atau bulan kesembilan dari kalender Islam.
Padahal pemerintahan sebelumnya yakni Clinton, Bush, dan Obama, beserta pihak Gedung Putih bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan demi mempersiapkan tradisi itu. Namun kali ini, dibawah pemerintahan Trump acara jamuan makan malam ditiadakan.
"Umat Muslim di Amerika Serikat bergabung dengan Muslim di seluruh dunia selama bulan suci Ramadhan, fokus pada ibadah dan amal. Sekarang, saat mereka memperingati Idul Fitri bersama keluarga dan teman, mereka meneruskan tradisi membantu tetangga dan berbagi (zakat)," demikian pernyataan pihak Gedung Putih, mengutip Kompas, Selasa (27/6).
Sebagai informasi, tradisi makan malam yang dilangsungkan pada akhir Ramadhan ini pertama kali dilakukan oleh mantan Presiden Thomas Jefferson pada Desember 1805 silam. Jefferson dikenal sebagai pendukung kebebasan beragama, ia melakukan hal ini untuk menghormati duta besar Tunisia Sidi Soliman Mellimelli ketika konflik Amerika dan negara tersebut terjadi.
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
"Makan malam dilakukan persis saat Matahari terbenam," demikian isi undangannya.John Quincy Adams menuliskan dalam catatan hariannya bahwa makan malam tersebut disajikan sore hari pada bulan Ramadhan layaknya momen berbuka puasa bersama.
Melansir Telegraph, tradisi jamuan makan malam di akhir Ramadhan lantas dilanjutkan pada tahun 1996, saat itu Ibu Negara Hillary Clinton mempelajari tentang ritual tersebut. Kemudian kembali dilanjutkan oleh George W Bush, makan malam digelar terkait dengan serangan 9/11 untuk melawan terorisme, bukan Islam.
Tentunya muslim Amerika berharap jika tradisi makan malam tahun ini bisa kembali digelar di Gedung Putih dan akan menjadi sebuah harapan agar terwujudnya persatuan setelah kebencian terhadap muslim meningkat dibandingkan 2001 lalu.
(dits)