DREAMERS.ID - Pertarungan memperebutkan kursi Jakarta 1 sempat menarik perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia. Tak sedikit media asing yang meliput proses pesta demokrasi Ibukota Jakarta dari bermacam sisi.
Dan ternyata, meski telah berlalu Pilkada DKI Jakarta yang ramai tersebut meninggalkan sederet kesan dari warga Indonesia diaspora. WNI yang diaspora alias merantau ke negara luar ini memiliki anggapan tersendiri terkait masalah yang terjadi selama pilkada. Mulai dari pro-kontra hingga berita hoax.
Mereka yang berada di Southern California, Amerika itu mendiskusikan nilai-nilai keindonesiaan yang harus dipelihara, lansir Tribunnews. Ternyata, WNI diaspora yang tergabung dalam Jaringan Ahok Internasional itu bertanya-tanya tentang hasil yang diterima.
“Bicara Pilkada DKI kemarin itu, membuat saya bertanya-tanya bagaimana bisa sih orang seperti Ahok dengan tingkat kepuasan kinerja dan popularitas 70 persen, hanya meraih 42 persen suara.” Kata Sugiarto Wijaya yang tinggal di New York.
Menurutnya, suhu politik di Tanah Air cukup berbahaya karena telah membawa agama dan suku sebagai ‘senjata’ menyerang satu pihak. Hal itu berakibat pada bentrokan antar kelompok hingga penyebaran berita tak benar alias hoax yang memicu keresahan warga.
Baca juga: Pengakuan Adanya Permintaan Peserta Demo 212 ke Partai dalam Peran Kemenangan Anies-Sandi
Seorang WNI Muslim taat yang tingal di Amerika, Erwina pun mengaku sedih melihat teman-temannya berselisih bahkan bermusuhan karena perbedaan pilihan politik.“Ngapain sih lu ikut-ikutan gabung ke baju kotak-kotak? Kalau lu mati, siapa yang angkat jenazah lu?” kata Erwina menirukan ragam intimidasi yang dimaksud. “Kita kok penuh dengan kedendaman ya, tidak ada maaf sedikitpun. Saya yakin Allah sudah memaafkan Ahok,”
Lebih lanjut, menurut warga diapsora, Pilgub DKI kemarin identik dengan dendam kesumat yang melelahkan, buat deg-degan dan menyeramkan. Meski begitu, mereka mengaku tak mempermasalahkan kekalahan Ahok-Djarot. Justru merasa lega karena masa menegangkan itu akhirnya telah berlalu.
Meski menyesalkan sentimen agama yang terjadi, WNI yang berdomisili di luar negeri turut memantau kejadian dalam negeri. Mereka berharap proses ini menjadi pendidikan politik yang baik serta motivasi untuk terus berkarya untuk kepentingan NKRI.
(rei)