DREAMERS.ID - Setelah pelarangan terhadap turis dari beberapa negara muslim, kini Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan baru yaitu larangan bagi penumpang dari Turki, Timur Tengah dan Afrika Utara membawa barang elektronik yang lebih besar dari ponsel ke dalam pesawat, seperti laptop, tablet maupun kamera.
Tetapi, perangkat eletronik besar tersebut harus dimasukkan ke dalam bagasi. Larangan ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan bahan peledak buatan yang dikenal dengan isilah (improvised explosive device atau IED) bisa dimasukkan ke dalam laptop atau tablet dan bisa digunakan untuk meledakkan pesawat.
Berdasarkan jadwal penerbangan yang tersedia, Amerika memberlakukan pelarang ini bagi para penumpang yang terbang dari negara Yordania, Mesir, Arab, Saudi, Kuwait, Maroko, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Dukung Israel Sampai Deportasi, Apa yang Mungkin Terjadi Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden AS?
Tak lama setelah Amerika, Inggris pun menyusul mengumumkan kebijakan pelarangan serupa bagi para penumpang pesawat yang akan menuju ke negaranya. Inggris juga melarang tiga negara yang disebutkan AS yakni, Yordania, Mesir, Arab, Saudi ditambah tiga negara lain yakni Libanon, Turki dan Tunisia."Keputusan untuk mengubah rezim keamanan penerbangan kami tidak pernah diambil tanpa pertimbangan matang. Kami tidak akan ragu untuk bertindak untuk menjaga keamanan publik dan kami akan bekerja sama erat dengan rekanan internasional kami untuk meminimalisir gangguan yang mungkin diakibatkan oleh langkah terbaru ini," ujar Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
(tys/cnn indonesia/tribunnews)