DREAMERS.ID - Mengapresiasi, masyarakat juga bertanya-tanya bagaimana polisi bisa begitu cepat mengungkap kasus perampokan Pulomas yang menewaskan 6 orang serta 5 orang lainnya mengalami trauma dan luka-luka. Sebelumnya, kepolisian memang membeberkan metode penyelidikan.
Selain keterangan saksi dan korban selamat, polisi terbantu dengan para pelaku adalah pemain lama dalam dunia kriminal, sehingga rekam jejak mereka sedikit banyak tercatat di database kepolisian. Namun ternyata ada 2 keteledoran yang dilakukan para pelaku sehingga bisa begitu cepat diringkus.
Telah diklarifikasi jika sebelumnya pelaku disebut mengambil recorder closed circuit television (CCTV), ternyata yang diambil hanya power supply atau alat untuk menghidupkan kamera pengintai tersebut. Mereka terkecoh sehingga rekaman CCTV berperan penting dalam mengungkap kelompok perampok tersebut.
Baca juga: Alasan Utama Hakim Jatuhkan Vonis Mati Pada Pelaku Pembunuhan Sadis Pulomas
Dari CCTV tersebut, para korban selamat dimintai keterangan dan mereka membenarkan jika sosok Ramlan Butar-Butar adalah perampok yang juga terekam. Selain itu karena adanya informasi anggota kelompok ‘Geng Korea Utara’ itu yang ditangkap dalam kasus perampokan berbeda.Keteledoran selanjutnya adalah para pelaku yang tertangkap masih tinggal di alamat lama, hal ini membuat komplotan bisa dilacak dengan mudah. Dan ternyata, Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur berkoordinasi dengan Polres Kota Depok untuk meminjam seorang tahanan bernama Philip Napitupilu untuk dimintai keterangan tentang keberadaan pelaku karena dirinya termasuk anggota kelompok Ramlan Butar-Butar.
"Dari penyelidikan, mereka (para pelaku) ada di Bandung, Cianjur dan Bekasi. Itu dari saksi yang menginformasikan," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan. Polisi berhasil menangkap Ramlan di kontrakan yang ternyata pelaku Erwin Situmorang juga berada di sana. Sayangnya, Ramlan Butar-Butar tewas ditembak polisi karena melawan dengan golok.
(rei)
