DREAMERS.ID - Sebanyak 17 mahasiswa asal Universitas Bina Nusantara (Binus) dikabarkan hilang di kawasan kaki Gunung Gede Pangrango, Cisarua, Bogor, pada Selasa (06/12). Mahasiswa yang pergi mendaki merupakan peserta pendidikan dan latihan (Diklat) navigasi komunitas pecinta alam. Dalam pencarian, satu mahasiswa bernama Edward, (19) dinyatakan meninggal dunia.
"Mereka melakukan pendakian dengan perlengkapan seadanya untuk mendaki gunung Pangrango melalui jalur Geger Bentang (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango/TNGGP) sejak Senin (05/12)," kata Wakil Komandan Komando Rayon Militer Cisarua Kapten Khudori, Selasa (06/12) mengutip Merdeka.
Rombongan tersebut berhasil diselamatkan Tim Search And Rescue (SAR) gabungan setelah dua dari 17 mahasiswa turun gunung dan melapor ke Kantor Koramil dan Polsek Cisarua. Proses evakuasi terhadap 17 peserta diklat langsung dilakukan dan berakhir pada 14.00 WIB.
"Sekitar pukul 14.30 WIB seluruh tim evakuasi termasuk korban meninggal dunia telah kembali dan langsung dibawa ke RSPG (Rumah Sakit Paru Gunawan Partowidagdo) Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo menjelaskan korban meninggal dunia merupakan warga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dia meninggal diduga akibat mengalami hypothermia (kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin), karena sejak sepekan terakhir kawasan Puncak terus diguyur hujan disertai kabut.
Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah Bogor Dilah Kholik membenarkan sempat mendapat informasi belasan mahasiswa hilang di Gunung Gede Pangrango. Dia kemudian berkoordinasi dengan seluruh unsur terkait Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cisarua yakni Polsek, Koramil dan aparat Kecamatan serta Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), RAPI, ORARI.
Tim gabungan ini kemudian melakukan upaya evakuasi dengan menyusuri rute Geger Bentang, Desa Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor. Para mahasiswa tersebut diketahui mendaki gunung Pangrango melalui jalur terlarang untuk pendakian karena tingkat bahaya yang tinggi.
"Mereka hendak mendaki Gunung Pangrango melalui jalur Desa Cibeureum yang sudah lama dinyatakan terlarang untuk pendakian karena tingkat bahayanya tinggi. Mereka mendaki gunung tersebut dalam rangka kegiatan Diklat Navigasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dengan peralatan seadanya memiliki tingkat bahaya yang tinggi," lanjutnya.
Hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut soal identitas 16 korban lainnya yang dinyatakan selamat. Pihak kepolisian setempat juga masih menyelidiki kasus ini.
(dits)