DREAMERS.ID - Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat memang masih mengundang pembicaraan masyarakat dunia. Terlebih, karena fakta jika sesungguhnya sang rival, Hillary Clinton memiliki jumlah suara keseluruhan lebih banyak, sebanyak 2.017.563.
Jumlah ini tentu aneh bagi masyarakat di negara yang melakukan pemilihan langsung seperti Indonesia. Namun di Amerika, fakta tersebut adalah hal biasa dan memang mutlak karena sistem pemilu tak langsung beserta sistem penghitungan suaranya.
Sayangnya, tidak jadi soal berapa pun suara yang diperoleh Hillary, hal itu tak akan mengubah hasil pemilu, melansir Kompas. Jumlah suara itu terjadi karena setiap negara bagian memiliki jumlah atau ‘poin’ berbeda atau yang disebut electoral college.
Sebagai informasi, untuk menang, perlu memenuhi 270 dari 538 suara electoral. Dan poin-poin itu paling besar dari beberapa negara bagian berpengaruh. Faktanya, meski kalah suara, Trump menang di beberapa negara bagian yang berpengaruh pada electoral votes (EV)-nya, seperti Texas dengan 38 EV dan Florida dengan 29 EV.
Baca juga: 'Chained to the Rhythm' Selamatkan Katy Perry dari Depresi Pasca Pemilu Presiden AS?
Hillary mendapat EV terbesar dari negara bagian California dengan poin 55. Diduga karena itu pula hingga kini masih ada warga California tak menerima hasil Trump yang dari Partai Republik memenangkan pemilu kali ini.Karena itu, meski Hillary menang dalam suara nasional, tapi ia kalah dalam pemilu negara bagian berpengaruh, padahal hal itu yang menentukan seseorang menjadi presiden atau tidak. Meski menang, Trump sendiri pernah mengatakan kepada New York Times jika ia ‘lebih menyukai sistem suara terbanyak’ dan ‘tidak pernah menyukai lembaga perwakilan pemilih sampai sekarang ini’.
(rei)