DREAMERS.ID - Aksi kejahatan jalanan kembali marak di Kota Bandung dalam beberapa waktu belakangan ini. Parahnya, hal ini tak hanya menimpa pemotor, tapi penjahat juga mengintai penumpang angkutan kota dan pejalan kaki. Namun kemarin kepolisian baru saja menembak mati begal sadis yang kerap beraksi di wilayah Dago dan Tamansari.
Untuk mengamankan dan mencegah Kota Bandung dari aksi kejahatan jalanan, sang wali kota Ridwan Kamil dilaporkan akan memperbantukan 500 satpam. Namun cara tersebut justru dikritik, dan banyak yang berpendapat bahwa untuk menumpas kejahatan, Pemkot seharusnya memperkuat satuan kepolisian dan TNI dengan cara membentuk satuan tugas (Satgas).
Hal itu disampaikan Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi saat ditemui di Bandung, Sabtu (19/11). "Sebenarnya kalau ada perekrutan baru, biayanya bisa besar. Kalau pembentukan satgas mereka memang sudah pekerjaannya. Misalkan Satgas melibatkan Polri, TNI dan Satpol PP. Tinggal nanti diberi insentif saja," kata Muradi, mengutip Merdeka.
Menurut dia, jika Polri, TNI dan Satpol PP disatukan itu akan membentuk keamanan yang baik di Ibu Kota Jabar ini. Pengamanan sendiri lanjut dia terdapat dua mekanisme yakni ketentraman dan ketertiban (trantib) serta keamanan, ketertiban masyarakat.
Baca juga: Keren Banget! Game Besutan Developer Bandung ‘Cursed Mansion’ Rilis di Steam
"Kan Trantib ranah Satpol PP, dan Kamtibmas Polisi. Teritorialnya tinggal dari TNI. Itu pasti luar biasa," ujarnya. Oleh karena itu dia mendorong Ridwan Kamil untuk bisa merangkul ketiga instansi berbeda menjadi kekuatan hebat menjaga keamanan Bandung.Pemkot Bandung juga rencananya akan menambah 120 kamera pengintai (CCTV) di sejumlah lokasi yang dinilai rawan. "Kalau CCTV itu bagus. Karena semua negara maju pasti memperbanyak CCTV. Misalkan di Jepang, karena banyak CCTV di mana kejahatan hadir hanya dalam 7 menit saja kepolisian pasti datang," tandasnya.
(fzh)