DREAMERS.ID - Aksi demo yang berlangsung pada Jumat (4/11) kabarnya tak lepas dari sebuah postingan yang ditulis oleh Buni Yani melalui akun Facebook pribadinya. Kala itu, ia menggunggah video yang menampilkan Ahok sedang bicara soal Surat Al Maidah ayat 51 di hadapan warga di Kepulauan Seribu. Lantas seperti apa tulisan tersebut?
"Penistaan terhadap agama?
"Bapak-ibu (pemilih muslim)...dibohongi Surat Al Maidah"...(dan) masuk neraka (juga bapak-ibu) dibodohi,"
"Kelihatannya akan terjadi sesuatu yang kurang baik dengan video ini."
Demikian keterangan video yang ditulis oleh Buni Yani melalui Facebook pada Kamis (6/10) lalu. Lantas, video dengan tulisan tersebut ternyata menarik perhatian netizen. Postingan tersebut lalu dishare ke berbagai media sosial lainnya dan menjadi viral sehingga timbul komentar pro dan kontra.
Baca juga: Buni Yani Siap Bergabung Dalam Timses Prabowo-Sandiaga Meski Tidak Ditawari?
Meski ada yang mendukung, tetapi ada pula yang melayangkan protes tehadap Buni Yani karena menilai keterangan tersebut 'memelintir' ucapan Ahok, apalagi video tidak diunggah seutuhnya.
Dalam video Ahok di Kepulauan Seribu saat bicara soal Surat Al Maidah ayat 51 secara utuh, Ahok tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah'.
"Jadi enggak usah pikiran 'Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar'. Enggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa-red). Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok, enggak suka sama Ahok nih," demikian petikan ucapan Ahok saat itu.
Sementara itu, dalam tayangan
Indonesia Lawyers Club TVOne pada Selasa (11/10) lalu, Buni Yani sendiri telah menceritakan kronologis dirinya memposting video Ahok beserta dengan tulisannya dalam video tersebut.
Ia menceritakan, saat pulang ke rumah dan hendak mandi pada Kamis (5/10), dirinya membuka Facebook. Di timeline-nya muncul tautan dari akun Media NKRI soal video Ahok di Kepulauan Seribu. Di video itu ada tulisan pengantar 'Ahok mengatakan ada kebohongan pada Al Maidah Ayat 51, bagaimana menurut Anda?'
"kemudian tertarik saya dengan pengantar ini. Lalu saya coba klik video tersebut, setelah saya klik memang betul. Itu luar biasa menarik. saya berulang-ulang dengar rupanya ada sesuatu yang sangat sensitif yang dikatakan oleh sumber tersebut dan yang mengatakannya adalah pejabat tersebut (Ahok). Sebagai seorang wartawan dan peneliti media, ini kelihatannya saya harus share ke orang bahwa ada lho seorang pejabat publik yang kita gaji, kita ongkosi program-programnya kemudian dia menyinggung sesuatu yang kelihatannya kurang...dalam pandangan saya mestinya tidak dikatakan karena sensitif," cerita Buni Yani.
Setelah mendengar rekaman video Ahok berulang-ulang, Buni Yani pada akhirnya mengakui bahwa ia salah mentranskrip ucapan Ahok. Dia mengakui Ahok memang tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah’.
"Jadi karena saya tidak menggunakan earphone jadi itu enggak ketranskrip. Tapi tadi saya lihat memang ada kata pakai, saya mengakui kesalahan saya sekarang. Tetapi, meskipun saya mengakui kesalahan saya persoalan kata pakai, secara semantik bahwa tetap di sana ada unsur sensitif yang mestinya tak diucapkan oleh pejabat publik," ucap Buni Yani.
(dits)