DREAMERS.ID - Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menerima sebuah rumah mewah dari negara bergaya kontemporer di kawasan elit Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Namun beberapa pihak menilai jika penerimaan rumah negara itu tidak etis.
Melansir CNN, penerimaan rumah mewah dari negara tersebut bisa menjatuhkan citra SBY. Penerimaan memang hak dari SBY, namun pengembalian rumah tersebut bisa dianggap sebagai penunjukkan jiwa kenegarawan sebagai mantan pemimpin Indonesia.
"SBY sudah kaya, dan sudah punya rumah, hidup pun sudah lumayan, untuk apa lagi dapat uang dari negara. lebih baik itu (rumah) dikembalikan saja," kata Pengamat Anggaran Politik dan Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi.
"Tapi kalau pun SBY terima, itu hak dia. Tapi bisa menjadi bumerang buat citra dia. Nanti diketawai oleh masyarakat, SBY sudah kaya masih suka rumah kayak gitu, citranya akan buruk," lanjut Uchok.
Senada dengan pendapat di atas, Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan SBY tak perlu menerima rumah tersebut. "SBY sudah punya rumah di Cikeas. Perlu dipertimbangkan apakah rumah tersebut berguna bagi SBY atau tidak," kata Ray.
Baca juga: AHY Resmi Jadi Penerus Takhta Demokrat Sebagai Ketum, Begini 3 Tugas Terakhir Dari SBY
Meski begitu, pemberian rumah mewah itu dianggap Kepala Humas Kementerian Sekertariat Negara (Setneg) Masrokhan sudah sesuai Undang-Undang Pasal 8 UU tersebut berbunyi, 'Kepada bekas Presiden dan bekas Wakil Presiden yang berhenti dengan hormat dari jabatannya, masing-masing diberikan sebuah rumah kediaman yang layak dengan perlengkapannya'.Penilaian ini terbentur masalah pemahaman etika dan hak seseorang dalam menerima sesuatu. Bagaimana menurutmu, Dreamers?
(rei)
Berita sebelumnya: Intip Rumah Megah Kontemporer SBY Yang Diberikan Negara