DREAMERS.ID - Terpilihnya Ignasius Jonan menjadi Menteri ESDM pada pada Jumat (14/10) lalu sempat menuai kontroversi. Beberapa pihak bahkan meragukan dan meremehkan dirinya lantaran tak punya rekam jejak di bidang energi, lantas bagaimana tanggapan Jonan?
Mantan Menteri Perhubungan itupun mengungkapkan kalau satu-satunya modal yang dimiliki untuk memimpin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah pola kepemimpinan saat menjabat Menteri Perhubungan.
"Saya ditanya mungkin, takutnya (saya) ditanya. 'Bapak ini kompetensinya apa? Kok memimpin kami? Ya, saya modalnya cuma satu saat ini. Saya kan mantan menteri," ujar Jonan di Jakarta pada Senin (17/10).
Sebagai mantan menteri perhubungan, Jonan menyadari bahwa sektor energi dan perhubungan (transportasi) memerlukan penanganan yang berbeda. Di transportasi, fokusnya adalah keamanan dan keselamatan. Sementara di ESDM, dinamika kebijakan harus sesuai dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Sindiran Menteri ESDM Ke Direksi PLN yang Gajinya 30 Kali Dari Menteri Tapi Kerjanya 'Lemas'
"Kalau yang peraturan di bawahnya sebisa mungkin itu tidak menghambat adanya perubahan zaman. Mungkin kalau yang kenal saya, itu kalau di sektor transportasi itu agak beda. Karena kalau di transportasi itu menyangkut keselamatan transportasi. Jadi ini (ESDM) beda, ini harus mengikuti perkembangan zaman," kata Jonan.Dalam jangka panjang, fokus yang ia bangun di Kementerian ESDM adalah capacity building. Melalui hal tersebut, ia ingin Kementerian ESDM menjadi organisasi yang paham teknis.
"Capacity building itu menjadi hal yang amat sangat penting. Saya sangat berharap bahwa Kementerian ini seperti tadi yang sudah disampaikan pak Menko, kementerian ini harus betul-betul menjadi kementerian teknis. Jadi paham teknis," tutup Jonan