DREAMERS.ID - Pada Sabtu lalu (13/8), dilakukan Sidang Kelulusan Sertifikasi Pendidik untuk Dosen (Serdos) Tahap I tahun 2016 di Yogyakarta. Sebanyak 4.512 dosen dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia pun mengikutinya, namun ada 1.580 dosen yang dinyatakan tidak lulus.
Dari jumlah yang tidak lulus tersebut, sekitar 20 persen di antaranya ditemukan mencontek jawaban dosen yang telah lulus sebelumnya. Program sertifikasi dosen tahap pertama ini diselenggarakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
“Cukup banyak yang mencontek, mereka copy-paste jawaban yang lulus itu sampai 20 persen,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti, melansir CNN Indonesia, Minggu (14/8).
Menurut Ghufron, jawaban yang dicontek tersebut adalah pada bagian deskripsi diri dengan harapan bisa ikut lulus juga. Padahal tim sertifikasi memberi perhatian lebih pada keaslian deskripsi diri tersebut. "Dosen kita lihat ada yang lulus langsung mencontek. Padahal harus dihindari dan diperingatkan. Menurut saya, besok di situs harus diperingatkan kalau 'copas' dijamin tak lulus," tuturnya.
Baca juga: Viral Insiden 'Kelas Kosong' dengan Dosen yang PP Purwodadi-Semarang
Seorang Tim Data Sertifikasi Dosen Nasional Sugianto mengatakan, deskripsi diri merupakan tulisan mengenai diri sang dosen, bagaimana rencana dia di masa yang akan datang. “Tulisannya naratif,” ujar Sugianto, dikutip dari Antara.Menurut Sugianto, kebiasaan menyontek oleh dosen dalam mengerjakan deskripsi diri juga terjadi tahun lalu dengan jumlah sebanyak 27 persen dari jumlah dosen yang tidak lulus sertifikasi. “Kami berharap semakin banyak dosen yang memperhatikan keaslian dari deskripsi diri di masa mendatang,” ujarnya.
(fzh)