DREAMERS.ID - Serangan yang terjadi di sebuah bar komunitas gay club di Orlando, Amerika Serikat pada Minggu (12/6) kemarin memang mengejutkan. Sekitar 50 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan yang dilakukan oleh pelaku bernama Omar Mir Seddique Mateen.
Setelah serangan itu terjadi, pihak Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) pun mengklaim bertanggung jawab atas penembakan massal di klub gay Kota Orlando, Florida, Amerika Serikat. Omar Mir Seddique Mateen disebut oleh kelompok militan orang yang direkrut mereka untuk meneror Negeri Paman Sam.
"Prajurit Negara Islam telah menjalankan tugasnya di Orlando," demikian ditulis oleh Amaq, situs berita propaganda para militan khilafah seperti dilansir Reuters, Senin (13/6).
Meski sejauh ini Mateen diduga terpengaruh paham radikal ISIS, namun tidak ada tanda-tanda dia beraksi atas dukungan atau arahan pihak lain. Pihak Investigasi Federal (FBI) meragukan pernyataan militant tersebut.
Di saat bersamaan, pejabat dari Homeland Security - lembaga antiteror AS - mengakui bahwa pria 29 tahun keturunan Afghanistan itu mengatasnamakan ISIS dalam aksinya.
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
"Satu-satunya hubungan pelaku dengan ISIS adalah baiat yang dijalankan persis sebelum melakukan penembakan massal," kata pejabat yang menolak disebut namanya itu.FBI menyatakan insiden di Orlando ini adalah penembakan massal terparah sepanjang sejarah Negeri Paman Sam. Sebagai perbandingan, penembakan San Bernadino California tahun lalu dilakukan pasangan yang juga terpengaruh paham ISIS, menewaskan 14 orang melukai belasan lainnya.
Seperti diketahui, Mateen menyerbu Kelab Pulse sendirian pada Jumat (12/6) dini hari waktu setempat, saat melakukan penyerangan ia membawa senapan mesin jenis AR15 dan pistol. Mateen sempat menyandera pengunjung sebelum akhirnya ditembak mati oleh tim SWAT.
FBI menyatakan keterkaitan ISIS akan terus didalami. Insiden ini oleh FBI sudah masuk kategori terorisme domestik. "Kami punya dugaan bahwa pelaku penembakan terpengaruh ideologi yang mengarah ke (ISIS) tapi kami belum bisa mengatakannya secara pasti sekarang ini," kata Ronald Hopper, pejabat FBI.