home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Disebut Aset Pariwisata, Kehadiran Pedagang Kaki Lima Justru Rusak Citra Myeongdong?

Jumat, 22 April 2016 14:13 by fzhchyn | 2296 hits
Disebut Aset Pariwisata, Kehadiran Pedagang Kaki Lima Justru Rusak Citra Myeongdong?
Image source: koreatimes.

DREAMERS.ID - Kehadiran jajanan kaki lima di jalan-jalan Kota Seoul, Korea Selatan sudah menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi Negeri Ginseng tersebut. Tapi sayangnya, kehadiran pedagang kaki lima tak membuat beberapa pihak merasa senang, misalnya pemilik restoran.

Seperti dilaporkan laman Korea Times, saat ini banyak wisatawan yang perilaku konsumsi makanannya berubah. Khususnya yang terlihat di daerah Myeongdong, salah satu distrik belanja dan tempat wajib dikunjungi di pusat Seoul.

Di sepanjang jalan utama Meyeongdong mulai dari bangunan Noon Square hingga Myeongdong Cathedral serta beberapa sisi jalan sekarang penuh dengan pedangang kaki lima. Barang yang dijual pun beragam namun kebanyakan makanan seperti bungeoppang, jjajangmyeon, ikan kering, sate, sosis, kepiting dan cumi goreng, jus delima, sampai ubi rebus.

Harga yang ditawarkan para pedagang kaki lima tentu lebih murah jika dibandingkan dengan restoran, yaitu kisaran 1.000 sampai 1.500 won atau sekitar 11.000 rupiah sampai 17.000 rupiah saja.

Hal ini tentu membuat pemilik restoran di sekitar resah. Choi Shin-nyeo, salah satu pemilik restoran daging Korea yang sudah berdiri selama enam tahun mengaku sangat terpukul karena kehilangan pelanggan gara-gara pedagang kaki lima.

Baca juga: Sempat Dianggap Mengganggu, Sandiaga Akan Hadirkan PKL Jadi Daya Tarik Asian Games 2018?

Choi dan 400 restoran lainnya yang berada di distrik tersebut meyakini kalau kerugian yang mereka alami disebabkan meningkatnya jumlah pedagang kaki lima. “Misalnya, jika ada empat turis datang ke restoran, mereka membawa makanan dari luar (yang dibeli di PKL) dan hanya memesan untuk dua porsi. Mereka bilang akan makan di sini,” ungkap seorang pelayan restoran.

Para pemilik restoran mendesak pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Apalagi restoran harus membayar pajak setiap bulannya sedangkan pedagang kaki lima tidak. “Myeongdong selalu punya orang-orang seperti ini, yang hidup dari warung pinggir jalan,” kata pihak pemerintah setempat, Park Sang-won. “Selain itu, para PKL juga aset penting bagi pariwisata di Myeongdong,” lanjutnya.

Choi menambahkan kalau kehadiran PKL merusak citra Myeongdong. “PKL ini merusak citra Myeongdong, yang telah lama menjadi simbol belanja kelas atas di Seoul. Jalanan jadi kotor, dan bau makanan masuk ke toko-toko.”

(fzh)

Komentar
  • HOT !
    Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea bersama dengan Korea Creative Content Agency (KOCCA) akan menyelenggarakan K EXPO INDONESIA 2024 di Jakarta, Indonesia, dari tanggal 14 hingga 17 November 2024....
  • HOT !
    Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih yang akan dilantik pada akhir pekan ini diketauhi telah dan sedang menggelar pembekalan anggota kabinet di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang juga adalah kediaman pribadinya....
  • HOT !
    Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengunjungi Divisi Infanteri ke 15 Angkatan Darat pada Selasa (17/9), yang merupakan tempat RM BTS saat ini bertugas sebagai bagian dari band militer....

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : IkaaWulandari
Cast : Reina Lee (OC), EXO, Kim Myung Soo (Infinite), Jonghyun (CNBlue), Heechul (Super Junior), Kpop Idol

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)