DREAMERSRADIO.COM - Delegasi Korea Utara dan Korea Selatan kemarin malam (24/8) akhirnya sepakat meredakan ketegangan sejak akhir pekan lalu. Perundingan di kawasan perbatasan Panmunjom ini mencatat beberapa kesepakatan.
Korsel, misalnya, berjanji mengakhiri siaran propaganda anti-Korut lewat speaker di kawasan demiliterisasi. Sementara Korut mencabut status siaga perang yang diumumkan sang pemimpin tertinggi, Kim Jong-un.
BBC melaporkan, Selasa (25/8), perundingan maraton ini berlangsung alot. Baru pada hari keempat, akhirnya Korsel maupun Korut mau melunak. Penasehat Keamanan Korsel, Kim Kwan-jin, mengaku negosiasi selama beberapa hari terakhir termasuk membahas penguatan hubungan Utara-Selatan.
Misalnya memfasilitasi keluarga yang terpisah akibat Perang Korea pada 1950. "Setelah perundingan ini, kedua negara masih akan bertemu lagi untuk membicarakan beberapa isu yang terkait penguatan hubungan," ujarnya.
Baca juga: Korea Utara Kutuk Keras Amerika yang Gunakan Hak Veto Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Korut juga mengakui bersalah atas insiden ledakan ranjau yang melukai dua tentara Korsel akhir bulan lalu. Insiden itulah yang memicu Korsel memutar siaran propaganda di perbatasan, sehingga akhirnya kedua negara tegang bahkan saling tembak.Belum ada laporan soal pengurangan aktivitas militer di perbatasan Korea. Untuk diketahui, setelah tembak menembak antar tentara pecah pada Jumat (21/8), masing-masing negara meningkatkan alutsista di perbatasan.
Korut mengirim 70 persen unit kapal selamnya mendekati perairan Negeri Ginseng. Artileri dari berbagai ukuran ditambah dua kali lipat ke arah Korsel.