DREAMERSRADIO.COM - Insiden ledakan ranjau di Zona Demiliterisasi (DMZ) awal Agustus lalu masih berbuntut panjang. Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye berkeras tidak akan menghentikan siaran propaganda ke Korea Utara.
“(Korea Utara) harus membuat permintaan maaf dengan jelas…dan memastikan tiada lagi aksi provokasi. Posisi kami saat ini adalah membendung provokasi Utara. “ kata Park mengutip BBC
Namun, jika mereka melancarkan provokasi, respons kami tidak akan menunjukkan belas kasihan dan mereka akan benar-benar menyesal,” lanjutnya.
Park menuntut permintaan maaf tersebut saat delegasi Korsel dan Korut tengah berunding di Desa Panmunjom. Perundingan yang berlangsung sejak Sabtu (22/08) sore itu belim berakhir hingga hari ini, Senin (24/08) waktu setempat.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Ketegangan semakin menjadi saat pasukan Korea Utara mengerahkan pasukan dua kali lipat di darat dan 50 kapal selam di perbatasan laut. Pasukan garis depan pun dalam keadaan ‘bersenjata lengkap’, hanya tinggal menunggu ultimatum Kim Jong Un.Perselisihan kedua negara selama beberapa hari terakhir bermula tatkala Korsel mengarahkan siaran propaganda ke wilayah Korut di perbatasan. Siaran itu berisi buletin berita, perkiraan cuaca, dan musik. Korut lalu menembakkan artileri di sepanjang perbatasan untuk memprotes siaran propaganda.
(rei)