DREAMERSRADIO.COM - Beberapa bulan terakhir ini program revitalisasi Pasar Santa menunjukkan hasil yang memuaskan. Terbukti dari banyaknya anak muda yang beramai-ramai mengunjungi Pasar Santa di akhir pekan untuk makan dan nongkrong. Pasar bukan lagi tempat ibu-ibu membeli kebutuhan dapur.
Dengan nyamannya kondisi tempat dan eksklusifitas yang ditawarkan kios-kios di sana, membuat pengunjung selalu kangen akan weekend agar bisa segera kembali ke Pasar Santa. Tapi, bagaimana dengan nasib para pedagang tradisional yang sudah belasan tahun menjajakan dagangannya di sana?
Dilaporkan oleh Rappler, ratusan pedagang kaki lima digusur dari tempat berjualan mereka karena dianggap menjadi penyebab kemacetan di sekitar Pasar Santa. Padahal, menurut Imah, seorang pedagang kaki lima Pasar Santa, yang membuat macet adalah mobil-mobil pemilik dan pengunjung kios-kios baru di lantai atas.
"Ya, gimana tidak macet. Satu orang pengujung, satu mobil. Belum lagi pedagang di atas pasti bawa mobil. Mending kalau udah belanja langsung pulang. Ini mereka jajan sambil ngobrol berjam-jam," curhat Imah yang juga seorang pedagang pecel ayam.
Baca juga: Soal Corona, Paul McCartney Kritik Pasar di Wuhan yang Jual Kelelawar
Hal ini tentu menjadi dilema ya, Dreamers. di satu sisi anak-anak muda sudah menjadikan Pasar Santa sebagai tempat bergengsi untuk berkumpul dan makan, tapi di sisi lain, hal ini berefek pada pedagang menengah ke bawah yang dianggap menjadi penyebab utama kemacetan parah yang selalu terjadi di sana. Penggusuran area kaki lima di sekitar Pasar Santa oleh Satpol PP yang telah berjalan sejak minggu lalu pun masih berjalan hingga 3 Maret mendatang.Gimana, apa kamu sudah melihat sendiri kondisi di Pasar Santa? Kalau kamu kesana, jangan lupa mampir ke Dreamersradio, ya!
(rei)