DREAMERSRADIO.COM - Langkah penanganan anjing liar dan pembantaian anjing di Bali untuk dijual di warung RW, kembali mendapat sorotan warga negara asing. Jika pembantaian anjing di Bali terus dilakukan, warga asing bahkan mengancam tidak akan mengunjungi Bali.
Protes keras ini disampaikan Laurent Simonpietri, warga Perancis yang menyoroti penanganan anjing liar di Bali. "Di satu desa pada bulan Desember terdapat 99 anjing yang diracun. Akhir Januari, ada anjing yang sehat dan sudah divaksin ditembak di Pantai Kuta jam 3 pagi. Warga dan turis sangat menyayangi anjing tersebut dan mereka merasa kecewa dan sedih," kata Laurent, Jumat (13/2/2015).
Laurent mendesak Pemerintah Bali agar bekerjasama dengan organisasi perlindungan binatang dan spesialis kesehatan manusia dan binatang, sehingga ada solusi penanganan rabies yang berkelanjutan di Bali. Laurent juga menyoroti pembantaian anjing di Bali untuk konsumsi di warung RW atau warung yang menjual menu daging anjing. Di Bali diperkirakan terdapat sekitar 70 warung yang menjual menu daging RW.
Baca juga: Korea Selatan Resmi Larang Penjualan Daging Anjing Yang Sudah Dilakukan Beradab-Abad
"Anjing-anjing tersebut dibantai secara brutal untuk kemudian diolah menjadi makanan di warung RW. Bahkan ada yang dicuri dari rumah pemiliknya. Anjing-anjing ini kemudian dikuliti dan direbus, bahkan saat mereka masih hidup," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika terkait penanganan anjing di Bali menyatakan, jumlah anjing liar menjadi masalah serius di Bali saat ini. Menurutnya, saat ini terdapat 500 ribu anjing, termasuk anjing yang dirawat dan hidup liar. Sedangkan, jumlah penduduk di Pulau Bali kini tercatat mencapai 4 juta jiwa.
"Keputusan eliminasi terpaksa diambil karena banyaknya anjing liar di Bali, ini untuk mencegah munculnya wabah rabies di Bali. Warga Bali agar merawat anjingnya dengan baik, anjing liar yang tidak diurus, kita eliminasi saja," ungkap Pastika. (rok)