DREAMERSRADIO.COM - Kisah inspiratif Presiden Ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie dalam film box office yang berjudul ‘Habibie & Ainun’ yang rilis pada 2012 silam memang berhasil memberikan pencerahan tersendiri bagi generasi ketiga Indonesia saat ini. Tentu saja, salah satu plot yang paling diingat dari film tersebut adalah ketika Habibie meluncurkan pesawat pertamanya.
Di tahun 2014 ini, BJ Habibie tampaknya masih ingin membagikan ilmunya kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah lewat buku berjudul ‘Tak Boleh Lelah dan Kalah’ yang ia rilis di Jakarta pada Selasa (1/4) kemarin.
Salah satu cerita yang dituliskan BJ Habibie di bukunya tersebut, adalah soal PT. Dirgantara Indonesia yang memproduksi pesawat N-250 yang fenomenal itu. Dan di kesempatan tersebut, Habibie juga mengatakan bahwa ia sedang bersiap untuk merancang pesawat baru yang direncanakan akan terbang pada 2017 mendatang.
"PTDI akan saya lanjutkan dengan produksi pesawat yang lebih canggih dari N250. Saya dengan tim sedang merekayasa sebuah pesawat bernama R-80 yang dalam satu tahun lagi akan kami persiapkan supaya bisa mengudara pada 2017," ujar Habibie kepada Kompas.Com.
Kebangkitan PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) pada tahun 2012 lalu dijadikan momentum bagi Habibie untuk melanjutkan cita-cita dan mimpinya yang belum usai. Dan di pesawat R-80 tersebut, Habibie akan menerapkan teknologi baru dalam dunia penerbangan.
Pesawat R-80 ini memiliki makna R dari kata Regional dan 80 adalah jumlah penumpang pesawat tersebut. Kelebihan pesawat dengan teknologi anyar ini adalah memiliki baling-baling yang dapat menentukan antara angin yang dingin dan angin panas yang berasal dari engine atau mesin.
Baca juga: Curhat AHY yang Saran Liburan Ditolak SBY Sampai Wejangan Haru dari Almarhum Habibie
Gunanya adalah terjadi campuran angin dingin dan angin panas sehingga bisa mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi. Campuran angin dingin dan angin panas itu disebut bypass ratio. Semakin tinggi bypass ratio yang dimiliki, energi bahan bakar yang digunakan semakin irit."Airbus atau Boeing punya bypass ratio 12, semakin sedikit bypass ratio, maka makin sedikit tingkat efisiensi bahan bakarnya. R-80 memiliki bypass ratio 40, sasarannya kurang lebih 30 persen konsumsi bahan bakarnya lebih irit, lebih efisien," ujar Habibie.
"Saat ini saya sedang mempersiapkan ini bisa terbang tahun 2017. Yang bikin nanti Dirgantara Indonesia," pungkasnya.
Waah.. semoga Pak Habibie diberikan kekuatan dan kesehatan agar bisa merealisasikan proyeknya tersebut ya, Dreamers! ^^ (Kompas/Syf)