DREAMERS.ID - Kasus COVID-19 diperkirakan akan kembali mengalami lonjakan di masa mudik nanti. Hal ini dikarenakan Presiden Joko Widodo tak lagi melarang Solat Tarawih dan Mudik di Ramadhan tahun ini.
Tak pelak, Epidemiolog pun memprediksi gelombang yang akan terjadi nanti. Tri Yunis Miko Wahyono, epidemiolog dari Universitas Indonesia mengingatkan jika vaksinasi tidaklah bisa mencegah seseorang dari infeksi, namun hanya meringankan gejala.
"Vaksin tidak dapat memproteksi kita dari infeksi. Tapi dapat memproteksi kita dari keparahan," kata Tri melansir laman Kompas.
Karena itu, meski masyarakat telah ramai-ramai divaksin, namun jika melakukan kerumunan seperti pulang kampung atau mudik, tetap dapat meningkatkan resiko penularan. Namun, resiko kematiannya akan kecil karena tingkat vaksinasi sudah tinggi.
Tri Yunis pun mencontohkan momen gelombang ketiga pada Februari lalu. Kala itu sebenarnya diprediksi sudah 85% masyarakat memiliki kekebalan terhadap COVID-19. Baik karena telah melakukan vaksin atau karena pernah tertular sebelumnya.
Namun nyatanya, angka penularan yang terdeteksi masih sangat tinggi. Bahkan jumlah yang tertular di gelombang ketiga lebih tinggi dari gelombang kedua.
Baca juga: Selena Gomez Batalkan Penampilan di Tonight Show Usai Dites Positif COVID-19
"Tapi yang mati jauh lebih kecil dari gelombang kedua," sambung dia.Meski ada kelonggaran melakukan mudik Lebaran, tetap ada pemberlakuan sejumlah syarat bagi warga yang hendak pulang ke kampung halaman. Berikut syarat mudik Lebaran 2022 menurut kategori penerima vaksin:
1. Pemudik yang sudah menerima vaksin booster dibolehkan mudik tanpa perlu menunjukkan hasil negatif tes Covid-19 untuk syarat perjalanan.
2. Pemudik yang sudah divaksinasi lengkap atau dua dosis wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 dari tes antigen sebagai syarat perjalanan.
3. Pemudik yang baru divaksin dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 dari tes PCR sebagai syarat perjalanan.
(rei)