DREAMERS.ID - Menhan Amerika Serikat Mark Esper dikabarkan mengundang Prabowo Subianto ke markas besar militer AS, usai Menteri Pertahanan RI itu diizinkan kembali masuk ke negeri paman sam.
Kunjungan Prabowo merupakan undangan resmi dari Mark Esper untuk membahas sejumlah hal, yang meliputi masalah regional, masalah perdagangan, kerja sama keamanan, aktivitas kemiliteran, dan upaya respon Covid-19.
Prabowo menjadi sorotan tajam oleh sejumlah oraganisasi HAM, mengingat ia pernah masuk daftar hitam AS pada tahun 2000 dan baru mendapatkan izin masuk setelah 20 tahun.
Lewat Amnesty Internasional Indonesia, sejumlah organisasi dan pegiat HAM lantas mengecam keberangkatan Prabowo ke AS. Dalam surat tersebut mereka menyebutkan pertemuan itu sebagai bencana hak asasi manusia bagi Indonesia.
Baca juga: Momen ‘Guncangan’ Prabowo Ke Anies, ‘Kalau Kontestasi Tidak Keras Namanya Bukan Pilihan Rakyat’
"Prabowo Subianto adalah mantan jenderal Indonesia yang telah dilarang sejak 2000 memasuki AS karena dugaan keterlibatan langsungnya dalam pelanggaran hak asasi manusia," kata kelompok aktivis HAM dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.Walaupun adanya penolakan dari organisasi dan pegiat HAM, pihak Prabowo menanggapi dengan santai. Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa keberangkatan Prabowo kali ini, untuk memenuhi undangan AS dan memperkuat kerja sama.
"Yang jelas Pak Prabowo di Amerika Serikat memenuhi undangan pemerintah Amerika Serikat. Kemudian memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat," kata Dahnil.
Kendati demikian Prabowo menghormati kritikan yang disampaikan dan akan tetap berangkat ke AS, "Amerika adalah negara penting, saya diundang dan saya harus memenuhi undangan," kata Prabowo.
(rnd)
