Dinihari sempat mengungkapkan kegalauannya melalui akun media sosial pribadinya. Postingan galau tampak beberapa minggu sebelum wanita 20 tahun itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dalam satatusnya, ia mengungkapkan rasa rindunya pada seseorang yang ia sebut Mr K. "Kangen sama yang di Singapore, cepet pulang yah sayangg Mr.K," tulisnya 2 September 2017.
Lalu pada tanggal 10 September Dinihari menuliskan "Rindu Rumah". Tak lama ia memposting lagi status galau pada pukul 04.07 WIB.
"Karna manusia itu semuanya punya hati, Ketika dia menyakiti manusia yang lain, Hatinyapun akan merasakan sakit juga,
Meskipun otaknya tidak berfikir ke arah situ. Dan mulut akan bergumam (Ko hati aku sakit ya, tapi gatau kenapa) (gak enak hati nih,ada apa ya) gak lama bakal bengong, terus ngasih senyuman palsu. (oke aku baik baik saja)," tulisnya.
Lalu sore harinya ia memposting lagi kalimat dengan Bahasa Sunda. Mungkin seperti inilah semestinya…
#sendiri…
Antara anyer carita … Carita asih urang kur pupulasa saliwatan..lir ibarat kalangkang marengan mun kacaangan…
Ngalengit kapoekan… Carita..
Asih anjen kur carita munggaran…
Carita
Asih anjen sihoreng saukur ukiran indah na amparan keusik
Sirna kuriakna ombak pesisir..
Nu nyesa saukur gumulung gumuruhna ombak sagara amarah angkara…
Kadedeh saukur riak..kameumeut saliwat..
Nu nyesa angin kageuleuh..
Pada 13 September, ia lantas mengunggah status soal dirinya meminta maaf tapi malah dapat respon yang tak disangka. Seminggu berikutnya, ia mengunggah lagi status galau, dan itu menjadi status terakhirnya.
"Kadang aku merasa satusatunya Dan terkadang aku merasa tak ada artinya," tulisnya.