DREAMERS.ID - MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator merupakan tes yang mengklasifikasi kepribadian ke dalam 16 tipe. Belakangan MBTI sangat digemari oleh generasi MZ (Milenial dan Z) Korea Selatan untuk mencari kekasih dengan cara cepat.
Melansir laman CNN, menurut Lim Myoung-ho, seorang profesor psikologi di Universitas Dankook, pendekatan antar personal menggunakan MBTI untuk berkencan menarik kepraktisan Generasi MZ.
"Dalam masyarakat ini, jika Anda mengetahui tipe yang cocok untuk Anda sebelumnya, itu dianggap lebih efisien," kata Lim.
Terdapat sebuah kios "peramal MBTI" di salah satu sudut kota Seoul, yang ramai didatangi oleh anak muda Korea Selatan. Dalam kios tersebut sudah terpampang tipe MBTI mana saja yang saling cocok.
Fyi, 16 tipe MBTI adalah ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP, INFJ, INFP, INTJ, INTP, ESTP, ESTJ, ESFP, ESFJ, ENFP, ENFJ, ENTP, dan ENTJ. David J. Pittenger, profesor psikologi Universitas Marshall, berkata, "Secara keseluruhan, MBTI membuat beberapa kontribusi praktis atau teoritis yang unik untuk memahami perilaku."
Lee Da Hyun, seorang mahasiswi berusia 23 tahun di Seoul, selalu memberi tahu orang-orang tipe MBTI-nya sebelum bertemu mereka untuk pertama kalinya. "Saya tidak perlu melanjutkan dan menjelaskan tentang diri saya," ujarnya.
"Saya dapat menghemat waktu dengan mengatakan bahwa saya ENFP ("energik dan ramah"), dan mereka dapat memahami orang seperti apa saya. Semua orang tahu tipe seseorang dan kepribadian tipe itu saat ini," imbuh Lee.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Yoon Ji Hye, juga mahasiswi di Seoul, merasa tidak perlu terlalu lama berkencan dengan seseorang yang tipenya tidak cocok. "Saya tidak merasa cocok dengan tipe T ("analitis dan logis"), sedangkan saya cukup cocok dengan tipe ESFP ("ramah, main-main, dan mudah beradaptasi")," kata Yoon, yang memproklamirkan diri sebagai ENFP.Pengembang Thingsflow asal Korea bahkan meluncurkan aplikasi MBTI Blind Date, yang memungkinkan pengguna mengobrol dengan karakter yang mewakili masing-masing dari 16 tipe kepribadian untuk mengukur kompatibilitasnya.
"Ini seperti simulasi kencan sehingga seseorang dapat sedikit mengurangi kemungkinan kegagalan, atau membuat hubungan menjadi lebih efisien," kata CEO Thingsflow Lee Su Ji. Aplikasi tersebut diunduh sebanyak 1,2 juta dalam sepekan.
Tren MBTI di Korsel juga dikaitkan dengan pandemi COVID-19. Bagian dari daya tarik terletak pada psikologi kelompok, karena orang merasa nyaman karena dapat mengkategorikan diri mereka sendiri bersama orang lain.
"Orang-orang mungkin menjadi lebih cemas, sehingga mereka membutuhkan tempat untuk bersandar secara psikologis," kata Profesor Lim. "Jelas, orang merasa kurang cemas ketika mereka bersatu dalam kelompok (yang sesuai)."
Fenomena itu membuat beberapa ahli bertanya-tanya apakah anak muda mengabaikan pasangan yang memenuhi syarat demi menemukan kebahagiaan dengan harapan yang salah yakni hanya melalui MBTI.
Banyak ahli mengatakan tidak sehat untuk terlalu menekankan hasil MBTI seseorang, baik itu dalam berkencan, berteman, atau bekerja. Profesor Lim memperingatkan bahwa orang dapat menuliskan jawaban fiktif dan menggunakannya sebagai alat untuk "menghindari (atau mengecualikan) seseorang."
(mth)