DREAMERS.ID - Munculnya virus corona hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memunculkan kepanikan dan juga rasa takut bagi sebagian besar masyarakat di dunia. Dilansir dari CNN, hingga Selasa (17/03) terdapat 182.000 orang terinfeksi virus COVID-19 ini diseluruh dunia.
Sayangnya, rasa panik dan takut yang dialami sebagian besar orang malah dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala pasien yang terinfeksi virus corona, sehingga membuat kesehatan mental menjadi menurun.
“Serangan panik dapat dengan mudah disalahartikan sebagai permulaan virus corona, khususnya dalam kasus di mana sudah ada masalah pernapasan yang mendasarinya. Mereka sangat khawatir tentang ketidakpastian virus sehingga mereka. meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka juga akan terserang virus” kata psikolog dari The International Psychology Clinic Martina Paglia, dikutip dari Metro.co.uk.
Paglia kemudian menjelaskan bahwa pikiran tidak dapat membedakan bahaya yang nyata dengan apa yang sebenarnya dirasakan. Ketika tubuh merasa terancam, maka adrenalin dalam diri masing-masing individu akan mengalir ke seluruh tubuh yang dapat meningkatkan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas, dan demam, mirip seperti gejala yang muncul akibat virus corona.
Baca juga: Ada Puluhan Artis Korea Dinyatakan Positif COVID-19 Sepanjang 2021
Dikutip dari NHS, gejala serangan panik dan ketakutan lain dapat meliputi pusing, berkeringat, detak jantung meningkat, gemetar, kesemutan, sakit perut, dan mendengar suara yang berdenging. Gejala ini dapat menjadi pembeda dari virus corona.Paglia juga menyarankan bagi semua orang untuk semua orang yang memiliki riwayat kecemasan dan mengalami serangan panik untuk selalu mengingatkan diri sendiri bahwa itu adalah psikosomatis bukan karena virus.
Kecuali, jika kalian memang mengalami gejala yang mengarah ke gejala pasien virus corona seperti demam, batuk, flu, hingga sakit tenggorokan sepulang dari berpergian dari suatu tempat, ada baiknya untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
(Rie127)
