DREAMERS.ID - Wilayah Wuhan dihantui ketakutan dan panik karena selain terisolir untuk mencegah penyebaran virus corona, warganya juga dilanda dilema karena ingin menyelamatkan anggota keluarga namun secara tidak langsung ‘tidak diterima’ di wilayah lain.
Melansir AFP via Kumparan, 11 juta orang dilarang keluar-masuk dari dan ke kota Wuhan yang menyebabkan warganya khawatir karena hidup mereka terancam dan terisolir. Hingga berita ini ditulis, angka kematian akibat virus corona di Wuhan mencapai 25 orang. Sementara penderita ada 830 orang.
WHO pun menyatakan kondisi ini masih darurat wabah di Cina, bukan global meski virus corona terdapat di tujuh negara seiring pergerakan warga Cina pada liburan Imlek.
"Kami menghindari keluar, mensterilkan diri dengan baik, dan memakai masker," kata seorang pengguna Weibo, media sosial China serupa Twitter. "Tapi ada kekurangan makanan dan desinfektan, dan kami butuh lebih banyak sumber daya. Kami berharap semua orang bisa memahami bahwa kami merasa ini akhir dunia. Kami sangat perlu bantuan,"
Baca juga: Diduga Kuat Riset Corona Didanai Amerika, Seperti Ini Isi Laboratorium Wuhan
Warga Wuhan sempat terpikir untuk menyusup kabur dari kota dengan harapan tidak akan tertular karena berada di lingkup daerah terjangkit. Namun mereka kebingungan karena kemana pun akan pergi, orang-orang pasti menghindari mereka."Saya memikirkan orang tua dan anak-anak saya. Jika saya membawa mereka, kemana saya bisa kabur?" kata seorang di Weibo.
Hal ini juga memicu perdebatan di Weibo ketika warga luar Wuhan meminta warga dalam Wuhan tidak egois dengan kabur keluar kota. Pasalnya mereka bisa saja menularkan penyakit tersebut ke orang lain.
"Jangan panik dan jangan mencoba keluar," kata seorang pengguna Weibo. "Orang-orang Wuhan, keluar dari Shanghai. Jangan menyusup keluar dan menyebabkan kekacauan," ujar pengguna Weibo lainnya.
(rei/image source: Kumparan)
