DREAMERS.ID - Sempat ‘mesra’ antara Presiden Jokowi dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat spekulasi koalisi di Pilpres 2019 mendatang, hubungan itu kini kabarnya terusik dengan merenggangnya hubungan antar kedua partai.
Diakui oleh Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon, salah satu penyebabnya adalah ucapan Jokowi yang kerap membanding-bandingkan kebijakan di masa kepemimpinan SBY. Menurut Jansen, Jokowi tak perlu jadi oposisi dari presiden terdahulu, namun harus saling menghargai dan menghormati.
Bahkan, menurut Jansen, selama 3.5 tahun Jokowi menjabat pun Partai Demokrat tidak pernah mengganggu meskipun tidak ikut di dalam pemerintahan. Karena itu Jansen meminta agar Jokowi dan lingkarannya tidak merasa sok paling benar dalam menjalankan pemerintahan.
"Tidak enak mendengar ucapan Pak Jokowi ini yang selalu membanding-bandingkan ke belakang. Presiden itu harusnya menatap ke depan. Bukan malah sibuknya melihat ke belakang dan bahkan seakan-akan jadi 'oposisi' terhadap Presiden sebelumnya,"kata Jansen mengutip Kumparan.
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
Dinilainya lagi, masih banyak ‘PR’ Jokowi yang belum terealisasi sejak kampanye Pilpres 2014. Antara lain kondisi perekonomian yang terpuruk, daya beli masyarakat menurun, dollar mencapai angka Rp14.000 sampai sektor keamanan yang belakangan mulai terganggu."Itu hal yang di masa Pak SBY sangat baik. Jadi sebaiknya Pak Jokowi fokus saja menuntaskan yang menjadi tantangan dia hari ini dalam memimpin bangsa ini. Tidak usah merasa sok paling beres dan benarlah kerjanya," tuturnya.
Akibatnya, Demokrat kini mulai banting setir dengan mendekati serta membangun komunikasi politik dengan partai oposisi yaitu Gerindra. Sebelumnya, kader Gerindra, Sandiaga Uno sempat bertemu anak sulung SBY, AHY. Yang direncanakan dalam waktu dekat Ketum Demokrat yaitu SBY akan bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk penjajakan koalisi.
(rei)